SENI UNGU »

KEBIASAAN ORANG SUKSES


Kesuksesan adalah obsesi setiap insan di dunia ini. Dan apapun akan diusahakan untuk meraih sukses itu. Memang, walau ukuran sukses bagi tiap orang berbeda-beda, tetapi apapun judulnya pastilah setiap orang ingin sukses.

Mungkin banyak yang masih bingung, bagaimana sih mencapai sukses itu? Apakah harus selalu bekerja keras, pantang menyerah, dan tidak mengenal lelah?

Menurut David C. Mc Clelland, seorang guru besar di Amerika yang mendalami perjalanan orang-orang sukses di dunia, mereka yang sukses adalah orang-orang yang tidak pernah berhenti mencoba, sekalipun awalnya mereka harus menemui kegagalan.

Untuk lebih jelasnya, bagi anda yang ingin sukses, coba ikuti apa saja yang dilakukan oleh orang-orang sukses berikut ini, menurut penelitian
yang telah dilakukan oleh Mc Clelland:

- Orang sukses selalu percaya diri dan merasakan bahwa mereka berbuat sesuatu untuk dunia. Mereka memandang sebuah dunia yang besar dan ingin memainkan peranan penting di dalamnya. Mereka tetap bekerja sesuai keterampilan mereka, sambil tetap menyadari bahwa keterampilan inti memberi nilai kepada keterampilan lainnya. Mereka juga sadar, karya terbaik akan menghasilkan kompensasi bagi mereka.

- Orang sukses mau mengambil risiko. Mereka berupaya untuk mencapai target, melakukan penghematan, membangun relasi dengan banyak orang, dan gesit mencoba sesuatu yang baru untuk mengikuti perkembangan jaman. Apapun akan dilakukan
oleh mereka untuk mencapai sukses, sepanjang jalan yang dilewatinya positif.

- Orang sukses mampu menikmati apa yang mereka kerjakan. Mereka selalu melihat pekerjaan sebagai hobi atau kesenangan. Mereka juga memilih pekerjaan yang dapat melecut semangat juang mereka. Karena orang sukses menyukai tantangan. Mereka sangat menikmati proses pencapaian kesuksesan mereka, dimanapun mereka berada.

- Orang sukses adalah orang yang tak pernah berhenti belajar. Mereka sangat menyadari bahwa ilmu pengetahuan tidak pernah berakhir sekalipun kehidupan nyaris berakhir. Ilmu pengetahuan bisa didapat dari buku-buku pengetahuan, surat kabar, majalah, televisi, internet dan lain-lain. Jangan khawatir, di jaman teknologi informasi dewasa ini anda nggak akan kekurangan media untuk memperoleh ilmu pengetahuan. Ingat, dengan pengetahuan yang cukup, anda akan semakin percaya diri dan leluasa melangkah di dunia kerja.

- Orang sukses selalu berpandangan positif terhadap apa yang dapat mereka kerjakan. Mereka mampu menyemangati diri sendiri untuk berhasil meraih sukses. Karena umumnya, orang sukses punya cara tersendiri untuk memotivasi diri hingga mereka dapat terus berkarya. Hebatnya, mereka pun mampu menyemangati orang lain
untuk mencapai sukses yang diinginkan.

- Orang sukses tidak pernah setengah-setengah dalam bekerja. Mereka memiliki semangat yang membara dan kekuatan yang penuh untuk mencapai kesuksesan. Mereka pandai memanfaatkan waktu dengan baik dalam kemampuan fisik dan mental untuk mencapai sukses.

Nah apakah anda juga ingin sukses? Pasti lah ya…! So, kalau anda ingin sukses coba aja ikuti apa yang sering dilakukan oleh mereka yang sukses. Siapa tahu, sukses itu milik anda.

STRESS

Stres …
Belakangan ini banyak orang yang mengalami gejala stres , terjadinya stres kadang tidak kita sadari terutama bagi kita yang hidup di kota besar, yang mana tingkat polusi sangat tinggi,kemacetan laulintas,tuntutan hidup yang melebihi kemampuan anda untuk dapat memenuhinya dan masih banyak lagi penyebabya, sebenarnya stres dapat kita kelola, kenali stres dan jadikan dia sahabat dalam arti sahabat yang dapat kita kendalikan, jangan jadikan musuh anda. Mungkin anda dapat mencoba hal – hal berikut
• Jika anda seorang pekerja kantor, pertama datang di kantor kerjakan dahulu pekerjaan membosankan atau yang tidak menyenangkan
• Jadwalkan hal hal yang penting yang akan anda kerjakan sehingga tidak terjadi benturan pekerjaan yang membuat anda terburu – buru, sehingga waktu istirahat atau waktu untuk makan anda tertunda
• Jadilah orang yang sabar, memang hal ini tidak mudah tapi semua itu tidak ada yang instant harus kita lewati tahap demi tahap
• Yang paling penting adalah jalani hidup ini seperti Air yang mengalir, tidak setiap pertempuran harus dimenangi
Sebagian orang mungkin akan melampiaskan stres dengan makan makanan yang disukai dan secara berlebihan hal ini sebaiknya dihindari, karena hanya akan menghilangkan rasa stres untuk beberapa saat saja dan dapat menimbulkan stres baru karena terjadinya kelebihan berat badan. soal makanan konon Petai dapat mengurangi stres, karena petai mengandung potassium yang merupakan mineral penting yang dapat meningkatkan suplai oksigen ke otak,menormalkan detak jantung,mengatur keseimbangan cairan dalam tubuh. Ketika kita stres kecepatan metabolisme tubuh kita meningkat hal tersebut menyebabkan menurunya level potassium yang dapat diseimbangkan dengan bantuan potassium yang terdapat dari petai yang kita konsumsi, tapi ingat semua ada porsinya karena jika kebanyakan tentu akan menimbulkan masalah yang lain

3 KARUNG BERAS

Ini adalah makanan yang tidak bisa dibeli dengan uang.

Kisah ini adalah kisah nyata sebuah keluarga yang sangat miskin, yang memiliki seorang anak laki-laki.

Ayahnya sudah meninggal dunia, tinggallah ibu dan anak laki-lakinya untuk saling menopang.
Ibunya bersusah payah seorang membesarkan anaknya, saat itu kampung tersebut belum memiliki listrik.

Saat membaca buku, sang anak tersebut diterangi sinar lampu minyak, sedangkan ibunya dengan penuh kasih menjahitkan baju untuk sang anak.

Saat memasuki musim gugur, sang anak memasuki sekolah menengah atas.
Tetapi justru saat itulah ibunya menderita penyakit rematik yang parah sehingga tidak bisa lagi bekerja disawah.
Saat itu setiap bulannya murid-murid diharuskan membawa tiga puluh kg beras untuk dibawa kekantin sekolah. Sang anak mengerti bahwa ibuya tidak mungkin bisa memberikan tiga puluh kg beras tersebut.
Dan kemudian berkata kepada ibunya: " Ma, saya mau berhenti sekolah dan membantu mama bekerja disawah".

Ibunya mengelus kepala anaknya dan berkata : "Kamu memiliki niat seperti itu mama sudah senang sekali tetapi kamu harus tetap sekolah. Jangan khawatir, kalau mama sudah melahirkan kamu, pasti bisa merawat dan menjaga kamu. Cepatlah pergi daftarkan kesekolah nanti berasnya mama yang akan bawa kesana".
Karena sang anak tetap bersikeras tidak mau mendaftarkan kesekolah, mamanya menampar sang anak tersebut.

Dan ini adalah pertama kalinya sang anak ini dipukul oleh mamanya.
Sang anak akhirnya pergi juga kesekolah. Sang ibunya terus berpikir dan merenung dalam hati sambil melihat bayangan anaknya yang pergi menjauh.

Tak berapa lama, dengan terpincang-pincang dan nafas tergesa-gesa Ibunya datang kekantin sekolah dan menurunkan sekantong beras dari bahunya.

Pengawas yang bertanggung jawab menimbang beras dan membuka kantongnya dan mengambil segenggam beras lalu menimbangnya dan berkata : " Kalian para wali murid selalu suka mengambil keuntungan kecil, kalian lihat, disini isinya campuran beras dan gabah.

Jadi kalian kira kantin saya ini tempat penampungan beras campuran". Sang ibu ini pun malu dan berkali-kali meminta maaf kepada ibu pengawas tersebut.

Awal Bulan berikutnya ibu memikul sekantong beras dan masuk kedalam kantin. Ibu pengawas seperti biasanya mengambil sekantong beras dari kantong tersebut dan melihat. Masih dengan alis yang mengerut dan berkata: "Masih dengan beras yang sama".

Pengawas itupun berpikir, apakah kemarin itu dia belum berpesan dengan Ibu ini dan kemudian berkata : "Tak perduli beras apapun yang Ibu berikan kami akan terima tapi jenisnya harus dipisah jangan dicampur bersama, kalau tidak maka beras yang dimasak tidak bisa matang sempurna. Selanjutnya kalau begini lagi, maka saya tidak bisa menerimanya" .

Sang ibu sedikit takut dan berkata : "Ibu pengawas, beras dirumah kami semuanya seperti ini jadi bagaimana? Pengawas itu pun tidak mau tahu dan berkata : "Ibu punya berapa hektar tanah sehingga bisa menanam bermacam- macam jenis beras". Menerima pertanyaan seperti itu sang ibu tersebut akhirnya tidak berani berkata apa-apa lagi.

Awal bulan ketiga, sang ibu datang kembali kesekolah. Sang pengawas kembali marah besar dengan kata-kata kasar dan berkata: "Kamu sebagai mama kenapa begitu keras kepala, kenapa masih tetap membawa beras yang sama. Bawa pulang saja berasmu itu !".
Dengan berlinang air mata sang ibu pun berlutut di depan pengawas tersebut dan berkata: "Maafkan saya bu, sebenarnya beras ini saya dapat dari mengemis". Setelah mendengar kata sang ibu, pengawas itu kaget dan tidak bisa berkata apa-apa lagi. Sang ibu tersebut akhirnya duduk diatas lantai, menggulung celananya dan memperlihatkan kakinya yang sudah mengeras dan membengkak.

Sang ibu tersebut menghapus air mata dan berkata: "Saya menderita rematik stadium terakhir, bahkan untuk berjalan pun susah, apalagi untuk bercocok tanam. Anakku sangat mengerti kondisiku dan mau berhenti sekolah untuk membantuku bekerja disawah. Tapi saya melarang dan menyuruhnya bersekolah lagi."

Selama ini dia tidak memberi tahu sanak saudaranya yang ada dikampung sebelah. Lebih-lebih takut melukai harga diri anaknya.
Setiap hari pagi-pagi buta dengan kantong kosong dan bantuan tongkat pergi ke kampung sebelah untuk mengemis. Sampai hari sudah gelap pelan-pelan kembali ke kampung sendiri. Sampai pada awal bulan semua beras yang terkumpul diserahkan ke sekolah.

Pada saat sang ibu bercerita, secara tidak sadar air mata Pengawas itupun mulai mengalir, kemudian mengangkat ibu tersebut dari lantai dan berkata: "Bu sekarang saya akan melapor kepada kepala sekolah, supaya bisa diberikan sumbangan untuk keluarga ibu." Sang ibu buru- buru menolak dan berkata: "Jangan, kalau anakku tahu ibunya pergi mengemis untuk sekolah anaknya, maka itu akan menghancurkan harga dirinya. Dan itu akan mengganggu sekolahnya. Saya sangat terharu dengan kebaikan hati ibu pengawas, tetapi tolong ibu bisa menjaga rahasia ini."

Akhirnya masalah ini diketahui juga oleh kepala sekolah. Secara diam-diam kepala sekolah membebaskan biaya sekolah dan biaya hidup anak tersebut selama tiga tahun. Setelah tiga tahun kemudian, sang anak tersebut lulus masuk ke perguruan tinggi qing hua dengan nilai 627 point.

Dihari perpisahan sekolah, kepala sekolah sengaja mengundang ibu dari anak ini duduk diatas tempat duduk utama. Ibu ini merasa aneh, begitu banyak murid yang mendapat nilai tinggi, tetapi mengapa hanya ibu ini yang diundang. Yang lebih aneh lagi disana masih terdapat tiga kantong beras.

Pengawas sekolah tersebut akhirnya maju kedepan dan menceritakan kisah sang ibu ini yang mengemis beras demi anaknya bersekolah.

Kepala sekolah pun menunjukkan tiga kantong beras itu dengan penuh haru dan berkata : "Inilah sang ibu dalam cerita tadi."
Dan mempersilakan sang ibu tersebut yang sangat luar biasa untuk naik ke atas mimbar.

Anak dari sang ibu tersebut dengan ragu-ragu melihat kebelakang dan melihat gurunya menuntun mamanya berjalan keatas mimbar. Sang ibu dan sang anakpun saling bertatapan. Pandangan mama yang hangat dan lembut kepada anaknya. Akhirnya sang anak pun memeluk dan merangkul erat mamanya dan berkata: "Oh Mamaku...... ......... ...

Inti dari Cerita ini adalah:
Pepatah mengatakan: "Kasih ibu sepanjang masa, sepanjang jaman dan sepanjang kenangan" Inilah kasih seorang mama yang terus dan terus memberi kepada anaknya tak mengharapkan kembali dari sang anak. Hati mulia seorang mama demi menghidupi sang anak berkerja tak kenal lelah dengan satu harapan sang anak mendapatkan kebahagian serta sukses dimasa depannya. Mulai sekarang, katakanlah kepada mama dimanapun mama kita berada dengan satu kalimat: " Terimakasih Mama.. Aku Mencintaimu, Aku Mengasihimu. .. selamanya".

KETIKA HARUS MEMILIH

Alkisah seorang raja yang kaya raya dan sangat baik,
ia mempunyai banyak sekali emas dan kuningan, karena terlalu
banyak sehingga antara emas dan kuningan tercampur menjadi satu.
Suatu hari raja yang baik hati ini memberikan hadiah emas
kepada seluruh rakyatnya, dia membuka gudangnya lalu
mempersilakan rakyatnya mengambil kepingan emas terserah mereka.

Karena antara emas dan kuningan tercampur menjadi satu
sehingga sulit sekali di bedakan, mana yang emas dan mana
yang kuningan, lalu mana yang emasnya 24 karat dan
mana yang emasnya hanya 1 karat, namun ada peraturan dari sang
raja, yaitu apabila mereka sudah memilih dan mengambil satu dari
emas itu, mereka tidak boleh mengembalikannya lagi.

Tetapi raja menjanjikan bagi mereka yang mendapat emas hanya
1 karat atau mereka yang mendapatkan kuningan, mereka dapat
bekerja di kebun raja dan merawat pemberian raja itu dengan baik,
maka raja akan menambah dan memberikan kadar karat itu sedikit demi
sedikit.

Mendengar itu bersukacitalah rakyatnya, sambil mengelu-elukan rajanya.
Mereka datang dari penjuru tempat, dan satu persatu dari mereka
dengan berhati-hati mengamat-amati benda-benda itu, waktu
yang diberikan kepada mereka semua ialah satu setengah hari,
dengan perhitungan setengah hari untuk memilih, setengah hari
untuk merenungkan, dan setengah hari lagi untuk memutuskan.

Para prajurit selalu siaga menjaga keamanan pemilihan
emas tersebut, karena tidak jarang terjadi perebutan emas
yang sama diantara mereka. Selama proses pemilihan berlangsung,
seorang prajurit mencoba bertanya kepada salah seorang rakyatnya!,
"apa yang kau amat-amati, sehingga satu setengah hari kau habiskan
waktumu disini?".
Jawab orang itu: "tentu saja aku harus berhati-hati, aku harus
mendapatkan emas 24 karat itu".
Lalu tanya prajurit itu lagi "seandainya emas 24 karat itu tidak
pernah ada, atau hanya ada satu diantara setumpuk emas ini,
apakah engkau masih saja mencarinya?, sedangkan waktumu sangat
terbatas".
Jawab orang itu lagi "Tentu saja tidak, aku akan mengambil
emas terakhir yang ada ditanganku begitu waktuku habis".

Lalu prajurit itu berkeliling dan ia menjumpai seorang
yang tampan, melihat perangainya ia adalah seorang kaya,
bertanyalah prajurit itu kepadanya "Hai orang kaya apa yang kau
cari disini, bukankah engkau sudah lebih dari cukup?"
Jawab orang kaya itu "Bagiku hidup adalah uang, kalau aku bisa
mengambil emas ini, tentu saja itu berarti menambah keuntunganku".

Kemudian prajurit itu kembali mengawasi satu persatu
dari mereka, maka tampak oleh nya seseorang, yang sejak
satu hari ia selalu menggenggam kepingan emasnya, lalu
dihampirinya orang itu "Mengapa engkau diam disini?, tidakkah
engkau memilih emas-emas itu? atau tekadmu sudah bulat untuk
mengambil emas itu?"
Mendengar perkataan prajurit itu, orang ini hanya diam saja,
maka prajurit itu bertanya lagi "Atau engkau yakin bahwa
itulah emas 24 karat, sehingga engkau tidak lagi berusaha mencari
yang lain?"
Orang itu masih terdiam, prajurit itu semakin penasaran,
lalu ia lebih mendekat lagi "Tidakkah engkau mendengar
pertanyaanku?"
Sambil menatap prajurit, orang itu menjawab "Tuan, saya ini
orang miskin, saya tidak pernah tahu mana yang emas dan
mana yang kuningan, tetapi hati saya memilih emas ini,
sayapun tidak tahu, berapa kadar emas ini, atau jika ternyata
emas ini hanya kuningan pun saya juga tidak tahu".
"Lalu mengapa engkau tidak mencoba bertanya kepada mereka, atau
kepadaku kalau engkau tidak tahu" tanya prajutit itu
lagi.
"Tuan emas dan kuningan ini milik raja, jadi menurut
saya hanya raja yang tahu, mana yang emas dan mana
yang kuningan, mana yang 1 karat dan mana yang 24
karat. Tapi satu hal yang saya percaya janji raja
untuk mengubah kuningan menjadi emas itu yang lebih
penting" jawabnya lugu.

Prajurit ini semakin penasaran "Mengapa bisa begitu?".
"Bagi saya berapapun kadar karat emas ini cukup buat
saya, karena kalau saya bekerja, saya membutuhkan waktu
bertahun-tahun menabung untuk membeli emas Tuan".
Prajurit tampak tercengang mendengar jawaban dari
orang ini.
Lalu ia melanjutkan perkataannya "Lagipula tuan,
peraturannya saya tidak boleh menukar emas
yang sudah Saya ambil"
"Tidakkah engkau mengambil emas-emas yang lain
dan menukarkannya sekarang, selagi masih ada waktu?"
tanya prajurit lagi.
"Saya sudah menggunakan waktu itu, kini waktu setengah
hari terakhir saya, inilah saatnya saya mengambil
keputusan! , jika saya gantikan emas ini dengan yang
lain, belum tentu saya mendapat yang lebih baik dari
punya saya ini, saya memutuskan untuk mengabdi pada
raja dan merawat milik saya ini, untuk menjadikannya
emas yang murni".

Tak lama lagi lonceng istana berbunyi,tanda berakhir
sudah kegiatan mereka. Lalu raja keluar dan berdiri
ditempat yang tinggi sambil berkata "Wahai rakyatku
yang kukasihi, semua emas yang kau genggam itu adalah
hadiah yang telah kuberikan, sesuai dengan perjanjian,
tidak seorangpun diperbolehkan menukar ataupun
menyia-nyiakan hadiah itu, jika didapati hal diatas
maka orang itu akan mendapat hukuman karena ia tidak
menghargai raja" kata-kata raja itu disambut hangat
oleh rakyatnya.

Lalu sekali lagi dihadapan rakyatnya raja ingin
memberitahu tentang satu hal "Dan ketahuilah, bahwa
sebenarnya tidak ada emas 24 karat itu, hal ini
dimaksudkan bahwa kalian semua harus mengabdi kepada
kerajaan, dan hanya akulah yang dapat menambah jumlah
karat itu, karena akulah yang memilikinya. Selama satu
setengah hari, setengah hari yang kedua yaitu saat
kuberikan waktu kepada kalian semua untuk merenungkan
pilihan, kalian kutunggu untuk datang kepadaku menanyakan
perihal emas itu, tetapi sayang sekali hanya satu orang
yang datang kepadaku untuk menanyakannya".

Demikianlah raja yang baik hati dan bijaksana itu
mengajar rakyatnya, dan selama bertahun-tahun ia
dengan sabar menambah karat satu persatu dari emas
rakyatnya.

dikutip dari :
Kumpulan Sharing dan Cerpen Judul Asli:
When We Have to Choose

Berharap melalui alkisah diatas kita dapat merefleksi
diri dalam mencari pasangan hidup :

1. Bagi yang sedang mencari pasangan alias cari pacar
(setengah hari untuk memilih) Memilih memang boleh
tapi manusia tidak ada yang sempurna,jangan lupa
emas-emas itu milik sang raja, jadi hanya dia yang
tahu menahu masalah itu, artinya setiap manusia milik
Tuhan jadi berdoalah untuk berkomunikasi denganNya
tentang pasangan Anda.

2. Bagi yang telah memperoleh pasangan tapi belum
menikah (setengah hari untuk merenungkan) Mungkin
pertama kali Anda mengenal, si dia nampak emas 24
karat,ternyata setelah bertahun-tahun kenal,
si dia hanya berkadar 10 karat.
Diluar, memang kita dihadapkan dengan banyak pilihan,
sama dengan rakyat yang memilih emas tadi, akan tetapi
pada saat kita sudah mendapatkannya, belum tentu waktu
kita melepaskannya kita mendapat yang lebih baik. Jadi
jika dalam tahap ini Anda merasa telah mendapatkan
dia, hal yang terbaik dilakukan ialah menilai secara
objektif siapa dia (karena itu keterbukaan dan
komunikasi sangat penting dalam menjalin hubungan),
dan menyelaraskan hati Anda bersamanya, begitu Anda
tahu tentang hal terjelek dalam dirinya sebelum Anda
menikah itu lebih baik, dengan demikian Anda tidak
merasa shock setelah menikah, tinggal bagaimana Anda
menerimanya, Anda mampu menerimanya atau tidak, Anda
mengusahakan perubahannya atau tidak,

"cinta selalu berjuang", dan jangan anggap tidak
pernah ada masalah dalam jalan cinta Anda, justru jika
dalam tahap ini Anda tidak pernah mengalami masalah
dengan pasangan Anda (tidak pernah bertengkar mungkin)
Anda malah harus berhati- hati, karena ini adalah
hubungan yang tidak sehat, berarti banyak
kepura-puraan yang ditampilkan dalam hubungan Anda
yang terpenting adalah niat baik diantara pasangan,
sehingga dengan komitmen dan cinta, segala sesuatu
selalu ada jalan keluarnya. Meskipun dalam tahap ini
Anda masih punya waktu setengah hari lagi untuk
memutuskan, artinya anda masih dapat berganti pilihan,
akan tetapi pertimbangkan dengan baik hal ini.

3. Bagi yang telah menikah (setengah hari untuk
memutuskan)
Dalam tahap ini, siapapun dia berarti anda telah
mengambil keputusan untuk memilihnya, jangan berfikir
untuk mengambil keuntungan dari pasangan Anda, jika
ini terjadi berarti Anda egois, sama halnya dengan
orang kaya diatas, dan dengan demikian Anda tidak
pernah puas dengan diri pasangan Anda,maka tidak heran
banyak terjadi perselingkuhan.
Anda tidak boleh merasa menyesal dengan pilihan Anda
sendiri, jangan kuatir raja selalu memperhatikan
rakyatnya, dan menambah kadar karat pada emasnya.

Jadi percayalah kalau Tuhan pasti akan memperhatikan
Anda, dan Dia yang paling berkuasa mengubah setiap
orang. Perceraian bukanlah solusi, sampai kapan
kita harus menikah lalu bercerai, menikah lagi
dan bercerai lagi???,
Ingatlah si dia adalah hadiah, siapapun dia terimalah
dia karena sekali lagi itulah pilihan Anda, ingat ini adalah
setengah hari terakhir yaitu waktu untuk memutuskan,
setelah itu Anda tidak boleh menukar atau
meyia-nyiakan emas Anda, jadi peliharalah pasangan
Anda sebagaimana hadiah terindah yang telah Tuhan
berikan.

Dan apapun yang terjadi dengan pasangan Anda
komunikasikanlah dengan Tuhan, karena Dia yang
memiliki hati setiap manusia. .

KASIH IBU DI DALAM BUS

Kasih anak sepanjang galah, kasih ibu sepanjang jalan. Siapakah yang pantas disebut sebagai seorang ibu? Apakah, hanya sosok wanita yang pernah melahirkan kita saja? Adakah wanita yang mengasihi seorang anak sedemikian rupa, meskipun bukan anaknya sendiri?

Untuk merenung lebih jauh tentang sebuah cinta kasih, Saya teringat penggalan kalimat dari sebuah syair lagu yang diciptakan oleh grup musik ternama "DEWA" aku mencintaimu, lebih dari yang kau tahu.

Syair ini begitu luar biasa. Mencintai seseorang lebih dari yang diketahuinya. Rasanya begitu pas dan sekali bagi seorang ibu, yang tidak pernah menghitung-hitung 'jasa' demi anak-anaknya...!

Pagi itu, setelah saya selesai memberi Ceramah Dhuha di salah satu Masjid yang cukup megah di kota Lumajang Jawa Timur, saya diantar teman-teman panitia menuju terminal Bus. Selanjutnya, saya naik angkutan umum Bus Antar Kota untuk kembali pulang ke kota tempat tinggal saya.

Ketika Bus yang saya naiki sampai di kota Probolinggo, bus berhenti di terminal beberapa menit. Kemudian berangkat lagi menuju kota Malang dengan melalui beberapa kota.

Ada hal menarik bagi saya ketika bus berhenti di terminal Probolinggo yang hanya beberapa saat itu. Yang pertama, saya iseng-iseng menghitung jumlah penjaja makanan yang naik ke dalam bus, ketika bus berhenti. Saya hitung ada sebanyak dua puluh delapan orang dengan membawa berbagai macam barang dagangan. Mulai dari minuman air mineral, makanan bungkus, kue-kue, topi, majalah, mainan anak-anak, rokok, sampai dengan barang-barang souvenir khas daerah.

Semua dijajakan dengan ekspresi masing-masing. Dan tentu saja yang tidak ketinggalan adalah para anak-anak muda pengamen jalanan. Mereka menunjukkan kebolehannya dalam 'berolah vokal' melantunkan lagu-lagunya.

Nah, di tengah-tengah riuh rendahnya suara berbagai macam orang dengan aktifitasnya masing-masing itulah saya memperhatikan sebuah ekspresi yang cukup menarik dari beberapa wajah.

Di kursi seberang di sebelah kanan saya, ada seorang ibu muda menggendong anaknya, berumur sekitar tiga tahun. Raut wajah anak itu gelisah. Rupanya ia merasa gerah, haus dan lapar. Bahkan, akhirnya ia menangis meskipun tidak mengeluarkan suara keras.

Sang ibu mengerti apa yang terjadi dengan anaknya. Tetapi ia tidak juga beranjak dari tempat duduknya untuk mengambil suatu keputusan, misalnya membelikan makanan atau minuman.

Setelah agak lama, akhirnya saya lihat ibu tersebut mengeluarkan uang dari balik bajunya, sebesar lima ribu rupiah. Uang itu digenggamnya erat-erat. Mungkin supaya tidak lepas atau tidak hilang di tengah berjubelnya para penumpang dan penjaja makanan yang sangat padat.

'Adegan' berikutnya adalah, dengan penuh keragu-raguan ibu tersebut memanggil penjual nasi bungkus yang sedang berdiri di dekat saya. Seorang ibu setengah baya. Ibu itu bertanya kepada penjual nasi bungkus. Berapa harga satu bungkus makanan yang dijajakannya itu.
Si penjual nasi bungkus menjawab dengan logat daerah yang sangat kental. Ia mengatakan harganya Rp.2.500,- per bungkus. Saya tidak mengetahui secara pasti apa yang terpikir dalam benak sang ibu pembeli tersebut. Dengan penuh keraguan, bercampur rasa khawatir ia menawar nasi tersebut dengan harga Rp.1.500,- per bungkus.


Saya terus mengikuti dengan seksama 'adegan' menarik yang terjadi di hadapan saya itu. Saya berfikir tentu sang ibu penjual tidak akan memberikan barang dagangannya, sebab rasanya tidak mungkin nasi satu bungkus dihargai hanya seribu lima ratus rupiah.

Benar dugaan saya. Si penjual tidak memberikannya. Ketika si penjual nasi mau beranjak ke kursi lain, ibu penjual tersebut tanpa sengaja menatap wajah si anak kecil yang sedang gelisah di pangkuan ibunya.

Hanya selang beberapa detik, sang ibu penjual nasi seperti terkena 'hipnotis' oleh wajah sedih yang haus dan lapar dari anak kecil tersebut. Akhirnya ibu penjual pun membalikkan tubuhnya menghadap ke ibu yang menggendong anaknya itu. Dan dengan penuh rasa iba ia relakan nasi bungkusnya dibeli dengan harga Rp.1.500,-

Saya fikir kejadian itu sudah selesai. Dan sudah berakhir sampai disitu saja. Ternyata perkiraan saya salah. Karena kejadian itu terus berlanjut dengan 'episode-episode' yang lebih menarik lagi...

Berikutnya saya lihat ibu pembeli, memberikan lembaran uang kertas sebesar lima ribu rupiah yang rupanya uang itu merupakan satu-satunya uang yang ia miliki saat itu. Karena harga nasi bungkus Rp.1500,- berarti si penjual harus mengembalikan uang sebesar Rp.3.500,- kepada si pembeli.

Apa yang terjadi berikutnya? Ternyata ibu penjual nasi bungkus tidak memiliki uang kembalian, sebab saat itu barang dagangannya belum laku sama sekali. Maka si penjual nasi bungkus pun berupaya untuk menukarkan uang lima ribuan tersebut kepada para pedagang lainnya yang ada di sekitarnya.

Beberapa kali ia mencoba menukarkan uang tersebut kepada para pedagang disekitarnya, tapi tidak satupun yang mau menukar uang tersebut. Sampai-sampai penjual nasi bungkus itu menjadi kebingungan, sebab bus beberapa saat lagi akan berangkat.

Agak lama si penjual kebingungan. Dan rupanya bus sudah mau berangkat. Saat itu, datang seorang ibu penjual onde-onde yang sudah agak tua. Saya lihat Ibu penjual nasi bungkus melakukan pembicaraan singkat dengan ibu penjual onde-onde dengan logat bahasa daerah yang sangat kental sambil menunjuk kepada anak kecil yang ada di pangkuan ibunya.

Saya lihat ibu penjual onde-onde itu langsung mencari uang yang terselip di bawah barang dagangannya. Dan iapun menukar uang lima ribuan tadi dengan uangnya. Sehingga ibu penjual nasi bungkus tersebut akhirnya bisa memberikan uang kembalian kepada ibu pembeli nasi yang masih memangku anaknya.

Dari kejadian singkat itu, saya mendapat satu pengalaman yang menarik dan berharga. Sebuah kejadian dari sekian ratus kejadian serupa di tempat-tempat lain. Yang mungkin tidak sempat terperhatikan. Point apa yang bisa kita ambil dari kejadian sederhana itu?

Bahwa perasaan cinta kasih seorang ibu, senantiasa bisa 'menembus batas' kesulitan yang dialaminya.


Mari kita lihat kesulitan apa yang dialami oleh masing-masing ibu tersebut.
Ibu muda (pembeli) yang uangnya tinggal lima ribu rupiah.

Duit satu lembar lima ribu rupiah itu rupanya akan dipakai untuk keperluan lain yang sudah direncanakannya. Mungkin saja untuk transport setelah turun dari bus.Tetapi karena anaknya lapar, maka iapun merasa kesulitan untuk mengambil keputusan. Apabila uang itu dipakai untuk membeli nasi seharga dua ribu lima ratus, berarti sisa uang tinggal dua ribu lima ratus rupiah saja yang mungkin tidak cukup untuk keperluan lainnya.
Tetapi akhirnya toh, ia lakukan juga membeli nasi bungkus demi anaknya yang sedang kelaparan.
Ia `nekat' membeli nasi bungkus dengan menawar pada harga yang bukan pada tempatnya, demi anaknya!
Meskipun dengan perasaan agak malu, terpaksa juga ia lakukan.
Hal itu dilaksanakan demi kasih sayangnya kepada buah hatinya.

Ibu setengah baya, penjual nasi bungkus.

Ia mau dan mampu menjual barang dagangannya dibawah harga normal, yang mungkin akan menyebabkan ia rugi.
Hal itu bisa ia lakukan setelah ia melihat sorot mata iba dari sang anak yang sedang kelaparan.
Mungkin saja, ia teringat kepada anaknya yang ada di rumah, yang suatu saat mungkin juga akan mengalami peristiwa semacam itu

Ibu tua, penjual onde-onde


Ia mau menukar uang penjual nasi bungkus, setelah ia juga ikut menyaksikan merasakan kegelisahan sang anak.
Meskipun dagangannya tidak ikut laku, iapun rela repot mencarikan uang untuk menukar uang si penjual nasi.
Padahal bus sudah mau berjalan, tetapi ia tetap berkeinginan untuk menolong orang lain.

Kalau kita perhatikan, kejadian itu cukup singkat. Tetapi ada suatu nilai yang tersembunyi di dalamnya. Peristiwa kecil itu bagaikan drama singkat satu babak, yang diperankan oleh tiga orang ibu dengan usia yang berbeda.
1. Ibu muda pembeli nasi bungkus
2. Ibu setengah baya penjual nasi bungkus
3. Ibu tua si penjual onde-onde

Semuanya mempunyai 'kasus' yang sama. Mereka asalnya merasa keberatan dan kesulitan untuk mengambil jalan keluar dari sebuah persoalan.Tetapi pada akhirnya semuanya mau berbuat sesuatu untuk menolong sang anak, yaitu setelah mereka memahami dan ikut merasakah perasaan sang anak yang sedang gelisah karena haus dan lapar...

Ibu pembeli rela duitnya berkurang, demi anak, Ibu penjual nasi bungkus rela rugi, demi anak, Ibu penjual onde-onde rela repot, demi anak.

Seorang ibu...,
dimanapun, kapanpun, dan kemanapun ia akan selalu memiliki kasih sayang. Lebih-lebih kepada seorang anak yang membutuhkan bantuannya. Seseorang disebut sebagai ibu, bukan sekedar karena ia pernah melahirkan anak, tetapi karena ia memiliki kasih sayang kepada setiap insan. Apakah kepada anak kandungnya sendiri, ataukah kepada anak orang lain. Tiga orang ibu di dalam bus tersebut telah membuktikan kepada kita semua, bahwa benar "...kasih ibu adalah sepanjang jalan..."

Pernahkah kita mencoba membaca keadaan ibunda kita masing-masing ?

Mungkin saja, banyak sekali peristiwa-peristiwa kecil semacam itu yang terjadi pada ibu kita masing-masing pada zamannya dahulu. Hanya saja kita tidak mengetahuinya atau tidak mendapatkan informasinya. Tetapi yakinlah bahwa ibu kita bisa membesarkan diri kita sampai dengan kita dewasa ini tentu melalui berbagai macam peristiwa 'luar biasa' yang pahit dan manisnya menjadi kenangan tersendiri bagi mereka...

Pernahkah suatu malam, kita melewati pasar subuh? Betapa banyaknya para ibu penjual sayuran atau sejenisnya, yang tertidur menunggu pembeli sambil mendekap anaknya yang masih balita. Sang ibu rela tidak menggunakan kain sarungnya untuk menutupi tubuhnya yang kedinginan, sebab kain itu ia selimutkan kepada buah hatinya yang tertidur lelap di dekatnya...

Pernakah kita mengingat kembali, peristiwa-peristiwa sepele ketika kita masih sebagai anak-anak dahulu?

Ingatkah kita ketika ibu kita mengupas buah mangga, bagian yang manis ia berikan kepada anak-anaknya, sementara bagian yang masam untuknya? Bahkan beliau makan bagian yang masam itu sambil tertawa lucu dan bahagia ?

Atau ingatkah kita dengan peristiwa-peristiwa senada itu, dimana sang ibunda kita melakukamsesuatu yang lebih mengutamakan kepentingan anaknya daripada kepentingan dirinya sendiri? ...Ya Tuhan, ampunilah dan maafkan dosa dan kesalahan ibu kami, sayangilah ia sebagaimana ia menyayangi kami ketika kami masih kecil
(yunus)

DUA BABAK PELAJARAN TENTANG UANG

Saat rehat menikmati snack dan teh, lalu merogoh saku celana hendak
mengambil saputangan, baru saya menyadari keganjilan itu. Dompet saya tidak
ada di sana.

Mungkinkah tertinggal di mobil? Saya mengajak teman yang membawa mobil untuk
memeriksa. Sesudah tas digeledah, hasilnya nihil. Di mana ya? Di kamar
penginapan? Bukankah kami sudah mengosongkan kamar, dan mengangkut semua
barang bawaan, karena berencana langsung pulang sesudah makan siang nanti?

Ah ya, baru saya ingat. Semalam menjelang tidur, di luar kebiasaan, dompet
itu saya susupkan ke bawah bantal. Dan paginya bantal itu tak tersentuh saat
kami membereskan kamar.

Kami pun bergegas kembali ke penginapan. Isi dompet itu tak lain adalah uang
saku perjalanan kami mengikuti sidang majelis daerah sinode gereja kami.

Jumlahnya tak sampai sejuta, namun jelas saya akan kelabakan kalau benar
uang itu hilang. Belum lagi SIM dan KTP saya juga tersimpan di situ.

Sepanjang perjalanan, saya menenangkan hati. Sepertinya ada suara yang
berbisik, "Jangan mengandalkan manusia, bersandarlah kepada Tuhan." Saya
tidak tahu apakah pegawai penginapan itu cukup jujur atau culas, namun yang
pasti Tuhan itu baik.

Bagaimanapun, pikiran saya lumayan berkecamuk. Saya berusaha menepiskan
pikiran, "Kenapa aku kejatuhan sial?" Saya mencoba bersikap gagah, "Apa yang
Tuhan mau kupelajari dari peristiwa ini?"

Apakah saya mesti belajar tentang risiko keteledoran? Kok mahal amat?

Lagipula, kalau itu mata pelajarannya, saya rupanya belum lulus-lulus juga.

Banyak keteledoran yang saya lakukan, baik yang tampaknya sepele maupun yang
lumayan gawat seperti ini. Sepertinya ada suara yang menyindir, "Lalu,
seberapa murah kehati-hatian itu?"

Saya pun membayangkan konsekuensi praktis bila dompet itu betul-betul
melayang. Hm, uang sejumlah itu setara dengan honorarium menulis lebih dari
lima puluh naskah renungan harian. Dan itu berarti tertunda lagi keinginan
untuk mulai menabung. Ah, semoga saja....

Sesampai di penginapan, seorang pegawai berseragam hijau tampak sedang
lalu-lalang membereskan kamar-kamar. Begitu turun dari mobil, saya bergegas
menemuinya. "Pak, maaf, saya ketinggalan sesuatu."

Orang itu tersenyum tanggap. "O ya. Tunggu saya panggil teman saya."

Orang itu pergi, lalu tak lama kemudian muncul kembali bersama dengan
seorang rekannya. Mereka mengajak saya ke kamar. Dari rekannya itulah saya
menerima kembali dompet saya. "Tolong dihitung dulu, Pak, isinya," pinta
orang itu.

Melihat kembali dompet itu saja sebenarnya saya sudah senang. Segera saya
buka, saya hitung lembaran lima puluh ribuannya. Pas. Masih lengkap, juga
kartu-kartunya.

"Terima kasih banyak, Pak," kata saya penuh syukur. "Tuhan memberkati."

Saya bersyukur bukan hanya karena dompet itu kembali dalam keadaan utuh.

Saya bersyukur karena dipertemukan dengan orang-orang yang jujur, yang tidak
memanfaatkan kesempatan dalam kesempitan. Seperti bagi saya, uang sejumlah
itu tentunya lumayan berarti bagi mereka -- terlebih di tengah naiknya harga
berbagai kebutuhan sehari-hari seiring dengan melonjaknya harga BBM.

Ternyata di negeri yang kental dengan KKN ini, masih bisa dijumpai wong
cilik yang tak hendak mematikan hati nuraninya.

Saat meninggalkan Bukit Asri, penginapan kecil di Jl. Setiabudi, Semarang
atas itu, hati saya betul-betul asri.

Namun, rupanya pelajaran tentang uang pagi itu belum rampung. Sesampai di
gereja tempat acara diadakan, sedang berlangsung sidang pleno kedua. Salah
satu agendanya, pembacaan laporan keuangan oleh bendahara.

Bendahara antara lain mengingatkan komitmen dan konsistensi para pejabat
gereja dalam membayar iuran wajib, yang akan menunjang kelancaran
pelaksanaan program bersama. Selama ini pembayaran iuran tersebut bisa
dibilang tersendat. Ia juga menghimbau, pejabat yang mengalami kelimpahan
berkat materi, kiranya secara sukarela menyumbang melampaui jumlah minimal.

Ketika dibuka forum curah pendapat, sebuah masukan membuat saya tercenung.

Seorang pendeta mengutarakan isi hatinya secara blak-blakan. Karena duduk di
balkon, saya tidak dapat melihat sosok bapak ini. Namun, menilik uraiannya,
kemungkinan besar penampilannya amat bersahaja di tengah gedung gereja yang
megah ini.

Saya tidak ingat persis kata-katanya, namun pada pokoknya bapak itu
menyatakan bahwa jumlah minimal iuran yang ditetapkan oleh sidang masih
terasa memberatkan baginya. Ia mengakui, persepuluhan yang terkumpul dari
jemaatnya setiap bulan tidaklah seberapa. Kalau masih harus membayar iuran
wajib itu -- yang sebenarnya hanya senilai tiga potong lumpia -- ia akan
kesulitan membayar tagihan lainnya. Suara bapak itu tidak terdengar memelas.

Suaranya lantang, apa adanya: menandaskan sebuah fakta.

Lalu saya teringat pada kesaksian pendeta yang menyampaikan firman Tuhan
pagi tadi. Pendeta ini berasal dari sebuah pulau terpencil di wilayah timur
Indonesia. Setelah puluhan tahun melayani, ia tergolong hamba Tuhan yang
sukses dan diberkati. Suatu ketika seusai berkhotbah ia ditemui seorang
pengacara kondang. Pengacara yang juga kolektor mobil mewah ini merasa
tertempelak oleh khotbah yang baru saja didengarnya. Singkat cerita, ia
meneken selembar cek sebagai persembahan kasih bagi gereja itu. Nilainya?

Empat M.

Saya menghela napas. Bagaimana menjelaskan kesenjangan yang sedemikian lebar
ini? Kerap saya mendengar kata kunci itu: "iman" -- bahwa kelimpahan materi
berbanding lurus dengan kesalehan dan derajat iman kita. Terus terang saya
agak cemas dengan perhitungan iman secara matematis seperti itu. Patutkah
Pendeta A dinilai sebagai kontet secara rohani, sedangkan Pendeta B seorang
raksasa iman -- semata-mata karena kondisi keuangan mereka? Bagaimana pula
saya mesti menakar kadar keimanan saya sendiri?

Lebih aman rasanya memandang kondisi keuangan kita sebagai sesuatu yang
relatif netral. Entah kelimpahan entah kekurangan, masing-masing mengandung
risiko. Kemiskinan bisa membuat orang menyumpahi Tuhan, kekayaan pun bisa
membuat orang pongah dan berlagak tidak membutuhkan Tuhan. Jadi, sikap kita
terhadapnyalah -- bersyukur atau bersungut-sungut, menggunakannya secara
egois atau mengelolanya secara bertanggung jawab sebagai titipan Tuhan --
yang menentukan apakah uang itu menjadi berkat atau laknat. Bukankah begitu?

Sumber : www.gsn-soeki.com

PENTINGNYA MINUM AIR PUTIH

Seringkali kita merasa agak nyeri di bagian kanan atau kiri pinggang. Bila kita sudah mulai merasakan gejala ini, ada baiknya instropeksi diri apakah kita sudah cukup minum air putih apa belum. Sebenarnya berapa banyak kita harus minum air dan apa akibatnya kalau tubuh kita kurang air ?

Kita membutuhkan air sedikitnya adalah 2 liter sehari atau 8 gelas sehari dan jumlah diatas harus ditambah jika anda seorang perokok. Mengapa .? Karena air sebanyak itu diperlukan untuk mengganti cairan yang keluar dari tubuh kita melalui air seni, keringat, pernapasan, dan juga sekresi.

Bagaimana jika kita mengkonsumsi air kurang dari itu ..? Maka tubuh akan menyeimbangkan diri dengan cara menghisap air dari komponen tubuh kita yang lain. Dimana komponen yang paling banyak memiliki kadar airnya adalah darah dan otak.

Jika tubuh menghisap dari darah maka darah akan menjadi kental dan akibat pengentalan darah ini maka perjalanannya atau peredarannya akan kurang lancar ketimbang darah yang encer dan sewaktu melewati ginjal maka ginjal akan bekerja lebih keras untuk menyaring darah yang kental tersebut.

Karena saringan dalam ginjal sangatlah halus, maka tidak jarang darah yang kental bisa menyebabkan perobekan pada glomerulus ginjal yang bisa mengakibatkan air seni anda berwarna kemerahan, tanda mulai bocornya saringan ginjal. Dan sewaktu darah kental mengalir melalui otak maka perjalanannya agak terhambat. Otak tidak lagi encer dan lambatnya aliran darah ini bisa menyebabkan sel-sel otak cepat mati atau tidak berfungsi sebagaimana mestinya.

Jika hal ini dibiarkan terus menerus maka suatu saat mungkin anda harus menghabiskan uang yang cukup banyak setiap minggu untuk cuci darah dan juga kemungkinan terkena serangan jantung dan stroke sangat besar. Mulailah banyak-banyak minum air putih dari sekarang jika ingin tetap sehat .!!!

PSIKOLOGI & FILOSOFI HIDUP

Filosofi hidup hampir berkaitan dengan prinsip hidup. Semua
orang yang masih eksis mempunyai pegangan hidup, tujuan hidup,
prinsip hidup maupun filosofi hidup. Tentunya hal ini cukup berbeda
di antara satu dengan lainnya dalam menyikapinya. Karena, setiap
orang itu tidak sama, setiap orang itu unik, setiap orang merupakan
mahluk individualisme yang membedakan satu dengan lainnya.

Ada yang mempunyai tujuan hidup yang begitu kuat, namun
prinsip hidupnya lemah, atau sebaliknya ada orang yang mempunyai
tujuan hidup yang lemah, namun memiliki prinsip hidup yang kuat. Ini
tidaklah menjadi suatu permasalahan, yang penting seberapa baiknya
seseorang menyambung hidupnya dengan berbagai persoalan dunia yang
ada, atau dengan kata laiinya bagaimana kondisi psikologis/jiwa
seseorang dalam menjalani hidupnya.

Prinsip hidup masih jauh kaitannya dengan psikologi, namun
psikologi mau tau mau berhubungan langsung dengan prinsip hidup.
Karena, dengan menijau prinsip hidup seseorang dapat diketahui
kondisi jiwa seseorang. Prinsip hidup dan filosofi hidup sangat luas
cakupannya, tidak hanya ditinjau dari segi psikologi, tapi seluruh
cabang ilmu pengetahuan yang ada. Prinsip hidup seseorang dapat
diambil dari perspektif psikologi, agama, seni, literatural,
metafisika, filsafat dsb.

Bagi sebagian orang, filosofi hidup dapat dijadikan sebagai
panutan hidup, agar seseorang dapat hidup dengan baik dan benar.
Adapula sebagaian orang yang tidak menghiraukan apa itu tujuan hidup
dan filosofi hidup, ia hanya hidup mengikuti arus yang mengalir dan
sebagian orang lagi, terlalu kuat memegang tujuan hidup dan filosofi
hidupnya sehingga membuat ia menjadi keras dan keras, Jadi,
kesimpulannya ada 3 sifat manusia yang bisa ditinjau dari filosofi
hidupnya, yaitu orang yang lemah, orang yang netral dan orang yang
keras.

Orang yang lemah adalah orang yang tidak mempunyai tujuan hidup atau
prinsip hidup. Ia tidak tahu untuk apa ia hidup, ia tidak berusaha
mengetahui kebenaran di balik fenomena alam ini, sehingga terkadang
baik dan buruk dapat dijalaninya. Orang yang netral adalah orang
yang mempunyai tujuan dan prinsip hidup, tetapi tidak mengukuhinya
dengan terlalu kuat. Ia berusaha mencari kebenaran hidup dan hidup
dalam kebijakan dan kebenaran, ia bebas dan netral, tidak kurang dan
tidak melampaui, ia berada di tengah-tengah. Orang yang kuat adalah
orang yang memegang kuat tujuan dan prinsip hidupnya. Sehingga ia
mampu melakukan apa saja demi tercapai tujuannya. Ia terikat oleh
filosofinya, ia kuat dan kaku berada di atas pandangannya, ia merasa
lebih unggul dari orang lain dan melebihi semua orang.
Jika ditinjau dari sisi psikologi. Orang-orang yang di atas juga
dapat dikategorikan, seperti orang yang mempunyai jiwa yang lemah,
jiwa yang sedang dan jiwa yang kuat. Namun, untuk yang berjiwa
sehat, seseorang tidak hanya dilihat dari jiwa lemah, sedang ataupun
kuatnya. Penerapan tingkah lakunya dalam kehidupan sehari-hari
itulah yang penting.

Pada dasarnya, tujuan dan prinsip hidup seseorang itu baik dan
bersih. Pada saat seseorang dalam keadaan tenang, ia membuat
berbagai tujuan dan prinsip dalam hidupnya, namun ketika diterapkan
timbul beberapa hambatan dari luar dirinya atau adanya pengaruh dari
lingkungan eksternalnya. Salah satu pengaruh terbesar dari luar
dirinya adalah panca indera. Panca indera yang tidak terjaga dengan
baik akan membuat seseorang terpeleset dari tujuan dan prinsip
hidupnya. Telinga bisa mendengar, mata bisa melihat, mulut bisa
berbicara. Semua itu harus dikendalikan dengan baik.
Sebagai contoh konkret, saya mempunyai tujuan hidup menjadi
seseorang yang berguna untuk menolong semua mahluk hidup sampai ajal
menemui dan filosofi hidupnya adalah bila ada orang baik kepada
saya, maka saya akan baik kepadanya, dan bila ada orang jahat kepada
saya, maka saya akan baik juga kepadanya. Dari filosofi hidup ini,
jika dilihat dari sisi psikologinya, orang tersebut mempunyai jiwa
yang sehat, tidak mendendam dan bahagia menerima hidup. Namun, itu
hanyalah sebuah filosofi hidup, yang terpenting adalah bagaimana ia
menerapkan dalam perilakunya, apakah bisa sesempurna dengan filosofi
hidupnya atau hanya sekedar membuat filosofi hidup tetapi tidak
dijalankannya ataupun ia membuat suatu filosofi hidup, namun ia
susah menjalannya karena tidak bisa menahan godaan atau hambatan
dari luar dirinya.

Sebuah filosofi hidup bisa didapatkan dari seorang pemikir-pemikir
jenius yang bijaksana, bebas dan terpelajar. Biasanya orang tersebut
dianggap sebagai seorang filsuf, pelopor kebijakan. Masing-masing
negara memiliki tokoh filosofinya. Orang pertama yang memperkenalkan
filsafat hidup ke dalam ilmu pengetahuan adalah orang Yunani yang
kebetulan pada saat itu negaranya merupakan negara yang bebas dalam
berkarya. Terbukti begitu banyak para filsuf terkenal kebanyakan
dari bangsa Yunani, seperti Aristoteles, Plato dan Socrates.
Socrateslah yang paling banyak memberi pengaruh kepada dunia ilmu
pengetahuan, maka dia disebut Bapak Filsafat. Sedangkan, dari ilmu
psikologi, Bapak Sigmud Frued disebut-sebut sebagai Bapak Psikologi
yang paling banyak memberikan sumbangsih terhadap ilmu pengetahuan.
Kedua tokoh dunia ini sama-sama memiliki pemikiran yang luar biasa
untuk menciptakan pengetahuan-pengetahuan mengenai asal usul dari
segala sesuatu, meskipun cakupannya berbeda, namun, psikologi dan
filsafat tidak bisa dipisahkan dan sebaliknya. Banyak tokoh
psikologi yang semula mempelajari filsafat kemudian melanjutkan
pengetahuannya ke bidang psikologi.
Beberapa kata kutipan yang diambil da
ri kedua tokoh ini, yakni :

" Makanan enak, baju indah, dan segala kemewahan, itulah yang kau
sebut kebahagiaan, namun aku percaya bahwa suatu keadaan di mana
orang tidak mengharapkan apa pun adalah kebahagiaan yang tertinggi
(Socrates)".
Dan,

" Mereka yang percaya, tidak berpikir. Mereka yang berfikir, tidak
percaya (Sigmud Frued)".

Disini dapat dilihat, bahwa terjadi suatu studi banding antara kedua
ilmu tersebut, Masing-masing membicarakan asal asul segala sesuatu
menurut perspektif ilmunya. Namun, dari kedua ilmu tersebut
mempunyai suatu kesamaan, bahkan banyak kesamaan yang membahas
mengenai asal mulanya sesuatu yang pasti ada hubungannya dengan
manusia dan alam sekitarnya.

Seorang Socrates membicarakan kebahagiaan dan seorang Sigmund Frued
membicarakan pikiran, tentunya kedua hal ini mempunyai kaitan yang
cukup besar. Filosofi hidup yang diberikan oleh Socrates mengenai
kebahagiaan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari dan Ilmu
psikologi yang diberikan oleh Sigmund Frued mengenai pikiran (alam
sadar atau alam bawah sadar) dapat dijadikan landasan seseorang
untuk mencapai kebahagiaan.

Oleh sebab itu, seseorang yang mempelajari psikologi maupun
tidak, harus memiliki satu tujuan hidup atau filosofi hidup agar
bisa berkembang, dan seseorang yang mempelajari filsafat maupun
tidak, harus memperhatikan apakah dan bagaimanakah agar filosofinya
dapat diterapkan dengan baik dan benar sehingga mempunyai
psikologis/jiwa yang sehat untuk maju dan berhasil.

"Jika seseorang tahu kebenaran yang mendasar tentang segala sesuatu,
maka itulah inti pengetahuan'.

SEJAUH MATA MEMANDANG .........

Jangan Pernah Putus Asa

Pengalaman pribadi saya yang sangat sederhana dan kecil mungkin sedikit
berguna bagi rekan-rekan di milist ini.

Kehidupan miskin dari seorang janda beranak 6, yang ditinggal pergi oleh
suami tercinta (meninggal), harus membesarkan 6 orang anak dengan usia
tertua 10 tahun dan bontot 10 bulan.
Dalam kehidupan keluarga, saya sebagai anak bontot tidak dan belum pernah
mengerti kasih sayang seorang ayah. Ibu yang menjadi Orang Tua Tunggal
menjadi tumpuan harapan dalam mencari sesuap nasi dan biaya pendidikan ke-6
anaknya.

Dalam masa remaja ku, aku sangat merasakan betapa pahitnya hidup, betapa
sulitnya untuk mengangkat wajah bertatapan dengan orang lain, betapa
rendahnya status sosial keluarga ku bahkan dimasa kanak-kanak ku aku tidak
pernah memiliki mainan yang dimiliki oleh teman dan tetangga ku sehingga
sering aku dan saudaraku harus berinisiatif menciptakan sediri mainan dari
bahan kayu dan papan sisa pertukangan orang. Demi memenuhi semua kebutuhan,
ibu ku harus berjuang mengolah sawa dgn cara bayar sewa, setiap hari sabtu
(pekan / pasar besar) Ibu ku berdagang ikan asin, untuk menambah uang
pensiun (PORLI dgn pangkat AIPTU) sebagai satu-satunya harta warisan yang
ditinggal ayah ku, sampai pada saat aku kelas 2 SMP, ibu ku sudah bisa
membeli 2 petak sawah dan rumah gubuk keci juga sudah kami miliki pada saat
aku berusia 1,5 tahun.

Saat kelas 1 SMA, ibu ku terpeleset dan jatuh ke jurang ketika hendak
kembali dari sawah, pergelangan tangganya patah dan tidak berfungsi lagi
untuk mengangkat beban berat, bahkan untuk mengangkat 1/2 kg pun sudah
tidak mampu. Jadilah aku dan Kakak perempuanku sebagai pengganti ibu
berjualan di pasar setiap hari sabtu. Selama 1 tahun kegiatan itu kami
tekuni, namun kenyataan semakin pahit. Semua pelanggan ibu ku lambat-laun
pindah ke pedagang lain tanpa kami tau apa penyebabnya. Terus terang, kami
sangat menghargai kejujuran, ibu mendidik kami di rumah dgn penuh disiplin.
dalam berdagang , ibu selalu bilang.."jangan sekali-kali mengurangi
timbangan dan bahkan kalau diminta, tambahkan 1 ekor ikan untuk pelanggan,
karena dgn menambahkan 1 ekor kita tidak akan rugi. Namun seperti yang saya
katakan, kenyataan dan harapan baik ternyata tidak berpihak kepada kami.
Setelah 1 tahun, kami melakukan evaluasi, tidak mungkin meneruskan kegiatan
ini lagi, karena kami sudah sering dimarahi oleh Toke (Supliyer Ikan Asin)
karena setiap hari pasar, barang yang kembali sampai 70 %. Dengan sangat
berat hati, kami terpaksa berhenti berdagang dan saat itu saya duduk di
kelas 2 SMA. Putuslah sudah harapan untuk melanjutkan pendidikan.

Dalam keadaan seperti itu, ibuku selalu bilang, "Kamu harus sekolah
terus...jangan sampai kamu mundur..gaji pensiun kita masih cukup untuk
bayar sekolah dan untuk makan kita masih punya hasil dari sawah, asalkan
berhemat kita pasti cukup untuk setiap tahun.." Demikian selalu ibu ku
berkata. Sementara Abang dan kakak ku sudah bekerja walaupun penghasilan
mereka hanya cukup untuk mereka sendiri, dan akhirnya kau memang bisa
meneruskan pendidikan ku sampai LULUS SMA tahun 1983.

Setelah Lulus, aku berfikir.."harus kemana..???" lalu dengan bantuan Abang
tertua, aku dibiayai untuk mengikuti test SIPENMARU di salah satu
Universitas di Ibu Kota Propinsi dan untuk sementara waktu aku menumpang di
rumah saudara ibu ku. Sebagai bekal, ibu membekali aku dengan beras dan
uang untuk beli lauk untuk kebutuhan selama 10 hari. Dengan semangat yang
sangat tinggi , aku mengikuti test dan dengan suatu komitmen.."Apa bila
lulus..saya harus membiayai kuliah sendiri dengan bekerja diluar jam
kuliah". Namun...kembali aku harus menelan PIL PAHIT, karena ketika
pengumuman, nama ku tidak tercantum dalam daftar yang diterima dan akhirnya
aku kembali ke kampung halaman ku.

Hari demi hari, minggu bulan dan tahun kulalui dengan harapan yang penuh
tanda tanya.."harus kemanakah aku..?" Semua pekerjaan ku geluti, mulai dari
tukang (buruh bangunan), pengspalan jalan, kondektur bis, kernet truk,
montir bengkel mobil, bahkan pernah sebagai pengayuh becak . Semua ini ku
lakukan karena dengan tekad dan harapan " saya tidak akan pernah kalah,
apalagi harus sampai mengemis. Saya harus bercermin kepada pengalaman Ibu
saya yang membesarkan dan mampu menyekolahkan kami sampai bisa mengecap
pendidikan ke jenjang Sekolah Menengah.

Dalam perjalanan hidup saya sebagai gembel pasaran, saya tetap mangirimkan
lamaran pekerjaan. Namun ada yang aneh dalam pengharapan saya..saya ingin
sekali menjadi seorang PENGANTAR SURAT , entah apa enaknya dan entah apa
penyebabnya. Dua kali saya melamar di Instansi tersebut..2 kali juga saya
harus menelan PIL PAHIT. tapi apakah perjuangan saya sampai di sini..??
"tidak..!!!", saya tetap mengirimkan lamaran saya ke Instansi tersebut,
sampai akhirnya suatu saat saya mendapatkan penggilan ke 3 untuk seleksi
penerimaan dan Hasilnya..."PUJI TUHAN" harapan ku terkabulkan..angan-angan
ku tercapai...bahkan lebih dari yang aku harapkan...yang tadinya aku ingin
sebagai sekedar pengantar surat...tetapi yang kudapatkan menjadi Seorang
Karyawan Kelas Menengah sebagai Petugas Pos Keliling Desa di salah satu
kecamatan walaupun dalam masa 1 tahun aku harus menjadi tenaga lepas harian
dengan gaji (ketika itu) Rp1.200 / hari, padahal pekerjaan terakhirku
menjadi kondektur bis sudah Rp2.500 / hari net..makan dan rokok
gratis..heheheh...) belum lagi aku harus membayar biaya sewa kamar di
tempat kerja ku.

Hari demi hari pekerjaan ku kujalani dengan penuh ketekunan dan bahkan
tidak jarang aku harus keluar masuk dusun di tengah kebun kopi untuk
menjemput surat atau kiriman lainnya dan bahkan hal ini sering kulakukan
diluar jam dinas kerja, karena mengingat apabila kulakukan pada jam kerja,
tidak akan mungkin cukup waktu jam dinas ku, karena aku harus kembali ke
kantor pada jam yang sudah ditentukan, agar semua pekerjaan dan kiriman
yang ku ambil dari desa bisa berangkat hari itu juga ke Kantor Cabang di
kabupaten. Demikianlah kulakukan pekerjaan itu dengan senang hati dan
bangga selama +/- 4 tahun.

Dalam perjalanan 4 tahun, walaupun semua kujalani dengan senang hati, namun
lama kelamaan aku mulai merasa berat, karena harus naik sepeda motor sejauh
78 km / hari, melayani 14 desa, 4 SMU, 8 SMP dan puluha SD dan bahkan 3
kali dalam seminggu harus melayani 2 kecamatan karena ada pemekaran
kecamatan dan disana belum ada pelayanan instansi ku . Dengan melalui jalan
setapak, kadang jalanan berbatu cadas..bahkan kadang dengan lumpur hampir
se dengkul..(kalau di musim penghujan) semua kujalani dan memang harus ku
jalani. Dalam perjalanan karir selama 4 tahun, aku mencoba berdiskusi
dengan para senior dan pimpinan, bagaimana cara peningkatan karir. Mereka
semua sangat baik hati dan membangun motivasi dalam diri ku. Sampai suatu
saat, tiba waktunya dan memenuhi syarat yang ditetapkan oleh perusahaan,
aku mengikuti seleksi untuk menjalani Pendidikan dan Pelatihan Internal.
Didasari pengalaman dan banyaknya kegagalan serta beratnya penderitaan
dalam perjalanan hidup, aku berusaha dengan segala upaya. Buku-buku di
perpustakaan kantor kupinjam dari pimpinan dan ku bawa ke rumah, hampir
semua buku dan nyaris perpustakaan kantor pindah ke kamar kost ku. Akhirnya
atas Berkat Rakhmat dan Perkenan Tuhan...., aku dinyatakan LULUS test di
Wilayah Propinsi dan selanjutnya mengikuti test Pusat di P. Jawa. Doa
Pengahrapan dan Perjuangan ku , oleh Tuhan dibukakan jalan dan aku LULUS
dan berhak mengikuti pendidikan penjenjangan (non gelar) selama 1 ,5 tahun.

Hari-hari berikutnya setelah LULUS dari pendidikan , pekerjaan kujalani
dengan lancar hingga 2,5 tahun kemudian aku kembali Diberikan Tuhan Jalan
untuk mengikuti Pendidikan Jenjang Diploma di pendidikan internal. Singkat
cerita..., saat ini saya menjadi seorang Supervisor di salah satu Unit
Pelaksana Tekhnis di daerah Jakarta setelah mengalami mutasi dari beberapa
kota.
Hasil yang kuraih saat ini adalah Pemberian Tuhan , karena Ia melihat
perjuangan dan mendengar Doa dan Pengharapan ku. lalu apakah aku Puas...???
tidak...tapi aku Cukup Bangga dengan hasil ku saat ini, dari seorang Gembel
Terminal dan Tukang Kayuh Becak, kini menjadi Seorang Karyawan Tetap BUMN.

Pesan saya kepada rekan-rekan...Jangan Menyerah terhadap Tantangan Hidup
dan Kondisi Lingkungan. Tataplah ke depan karena SEJAUH MATA MEMANDANG,
SELUAS ITU PULA HARAPAN TERBENTANG UNTUK DIRAIH, dan jangn Lupa, SERTAKAN
TUHAN DALAM SEGALA RENCANA HIDUP MU, KARENA DIA YANG BERKENAN UNTUK
MERANCANGKAN YANG BAIK DALAM HIDUPMU.

Salam Damai dan Sukses buat semua.

BAHAGIA PANGKAL KEBAHAGIAAN

Stress, depresi, susah tidur, dan frustasi adalah kata-kata yang semakin akrab didengar oleh masyarakat modern saat ini. Di jaman berteknologi tinggi yang semuanya serba memudahkan ternyata penyakit mental masih merupakan musuh 'klasik' manusia disamping berbagai penyakit baru dan canggih lainnya, macam AIDS, SARS dan kanker.

Seorang ahli kejiwaan dari AS, David G. Myers, Ph.D, berhasil mengadakan penelitian tentang solusi mencari kebahagiaan bagi manusia modern. Menurut Myers, ada empat tanda yang selalu ada pada orang yang memiliki kebahagiaan dalam hidupnya : menghargai diri sendiri, optimis, terbuka dan mampu mengendalikan diri. Hasil ini didapatnya setelah melakukan studi kasus pada ratusan orang dari 16 negara.

Jadi kunci utama meraih kebahagiaan adalah merasa bahagia, yang ditandai dengan keempat ciri tersebut di atas. Sedang bagi kita yang tidak atau belum memiliki kemampuan tersebut, tidak usah patah semangat. Berikut beberapa saran Myers untuk menyiasati situasi dan kondisi supaya kita dapat meraihnya. Semoga.

Nikmati Hidup
Benjamin Franklin pernah berkata bahwa kebahagiaan itu tidak datang dari hal-hal besar yang kadang tidak pernah terjadi, melainkan dari hal-hal kecil yang terjadi sehari-hari. Jadi mulailah menikmati hidup dari hal-hal terkecil yang kita temui. Mulai dari menikmati makan di pagi hari, bercanda bersama rekan di siang hari, melihat pemandangan kota di sore hari, sampai menonton tv di malam hari. Yakinilah kalau kebahagiaan itu sebenarnya selalu ada setiap hari, tidak harus menunggu sampai umur menjadi tua.

Atur Waktu Sebaik Mungkin
Resep supaya bahagia adalah pintar mengatur waktu. Siapa yang tidak merasa bahagia kalau melihat waktu yang ada selalu penuh terisi dan terencana? Apa yang kita rasakan kalau disuruh melewatkan waktu tanpa ada artinya? Pasti membosankan dan membuat frustasi. Pengaturan waktu yang efektif bisa mempermudah semua cita-cita dan impian. Caranya? Pecahlah rencana besar yang kita miliki menjadi beberapa langkah kecil yang bisa dilakukan setiap hari. Misal, kalau kita punya cita-cita membuat sebuah novel, cobalah mulai dengan membuat dua halaman cerita setiap harinya. Bayangkan berapa banyak halaman yang telah kita hasilkan selama 300 hari ?

Bersikap Bahagia
Tidak susah untuk merasa bahagia. Cukup dengan menghargai diri sendiri, berpikir positif atau optimis dan selalu terbuka dengan lingkungan sekitar. Orang merasa bahagia kalau dirinya dihargai atau disenangi. Mulailah dari kita sendiri untuk belajar menghargai diri, mensyukuri dan merawat apa yang telah didapat. Nantinya otomatis orang luar akan bersikap hal yang sama. Begitu pula kalau kita berada dalam suasana yang tidak menyenangkan, cobalah untuk tetap tersenyum. Perasaan yang ada nantinya akan menjadi lebih nyaman. Bersikap terbuka dengan orang lain sedikit banyak bisa menipiskan suasana hati yang sedang galau.

Carilah Kegiatan Terampil
Kalau kita sudah merasa stress dengan pekerjaan, atau jenuh dengan suasana yang ada, itu tandanya diri kita butuh tantangan baru. Cobalah melakukan kegiatan baru yang membutuhkan keterampilan tangan kita, macam berkebun, berolahraga, menulis, menari atau melukis. Perasaan apatis atau kesal yang kita miliki cenderung berkurang atau bahkan menghilang begitu perhatian kita tertuju kepada bagaimana tangan kita bergerak.

Lakukan Olahraga
Banyak studi telah dilakukan yang menyimpulkan bahwa gerakan aerobik adalah obat mujarab untuk menghilangkan depresi dan kecemasan. Studi tersebut juga membuktikan kalau orang yang memiliki stamina bugar akan memiliki kepercayaan diri yang kuat, tidak mudah stress dan berjiwa tenang. Keuntungan lainnya adalah olah raga ini terbilang murah dan tidak membutuhkan ongkos besar, namun berefek luar biasa.

Cukup Istirahat
Bersikap aktif tidaklah cukup untuk merasa bahagia apabila tidak ditunjang dengan porsi istirahat yang cukup. Bahan dasar dari hidup penuh energi dan bahagia adalah dengan tidur yang cukup selama tujuh sampai delapan jam sehari supaya dapat bangun dalam keadaan bugar. Tidur atau istirahat dalam keheningan, macam berdoa atau meditasi, dapat memulihkan stamina yang sudah habis terpakai sehingga kita dapat bangkit dan menikmati hidup lebih nyaman lagi.

Miliki Teman Berbagi
Memiliki seorang atau beberapa teman dekat dapat meringankan beban hidup yang membuat hati tidak bahagia. Teman-teman tersebut akan selalu mendukung dan berada di sisi kita, baik di kala susah maupun senang. Perasaan tidak enak yang ada di hati bisa berkurang apabila kita mau membaginya dengan mereka. Mungkin kita segan untuk berbagi karena tidak mau menyusahkan orang lain. Namun percayalah, teman sejati akan merasa senang untuk membantu bilamana sahabatnya merasa kesusahan.

Rajin Beribadah
Studi membuktikan kalau orang yang banyak beribadah dan sering berhubungan dengan Tuhan akan memiliki perasaan lebih nyaman dan bahagia dibanding dengan mereka yang jarang atau tidak sama sekali. Ibadah memang tidak menjamin kita akan terbebas dari penderitaan. Namun keyakinan kita akan Tuhan dapat memperkuat langkah apabila kita dihadapkan pada kehidupan yang suram dan gelap. Keyakinan tersebut juga dapat membantu kita dalam membentuk makna dan tujuan hidup, sehingga kita dapat lebih menerima keadaan yang ada. Kita akan lebih termotivasi untuk memfokuskan perhatian pada hal-hal selain diri sendiri, seperti berderma, menjadi sukarelawan dan beraktifitas sosial lainnya. Pandangan spiritual yang dimiliki dapat membantu kita dalam menghadapi musuh besar, kematian dan kesulitan hidup lainnya.

PENGALAMAN HIDUP " MAHASISWI "

Hari pertama kuliah di kampus, profesor memperkenalkan diri dan
menantang kami untuk berkenalan dengan seseorang yang belum kami kenal.

Saya berdiri dan melihat sekeliling ketika sebuah tangan lembut
menyentuh bahu saya. Saya menengok dan mendapati seorang wanita tua,
kecil, dan berkeriput,memandang dengan wajah yang berseri-seri dengan
senyum yang cerah. Ia menyapa, "Halo anak cakep. Namaku Rose. Aku
berusia delapan puluh tujuh. Maukah kamu memelukku?" Saya tertawa dan
dengan antusias menyambutnya,"Tentu saja boleh!". Diapun memberi saya
pelukan yang sangat erat.

"Mengapa kamu ada di kampus pada usia yang masih muda dan tak berdosa
seperti ini?" tanya saya berolok-olok.
Dengan bercanda dia menjawab, "Saya di sini untuk menemukan suami yang
kaya, menikah, mempunyai beberapa anak, kemudian pensiun dan
bepergian."
"Ah yang serius?" pinta saya. Saya sangat ingin tahu apa yang telah
memotivasinya untuk mengambil tantangan ini di usianya. "Saya selalu
bermimpi untuk mendapatkan pendidikan tinggi dan kini saya sedang
mengambilnya!" katanya.


Setelah jam kuliah usai, kami berjalan menuju kantor senat mahasiswa
dan
berbagi segelas chocolate milkshake. Kami segera akrab. Dalam tiga
bulan
kemudian, setiap hari kami pulang bersama-sama dan bercakap-cakap tiada
henti. Saya selalu terpesona mendengarkannya berbagai pengalaman dan
kebijaksanaannya. Setelah setahun berlalu, Rose menjadi bintang kampus
dan dengan mudah dia berkawan dengan siapapun. Dia suka berdandan dan
segera mendapatkan perhatian dari para mahasiswa lain. Dia pandai
sekali menghidupkannya suasana.

Pada akhir semester kami mengundang Rose untuk berbicara di acara makan
malam klub sepak bola kami. Saya tidak akan pernah lupa apa yang
diajarkannya pada kami. Dia diperkenalkan dan naik ke podium.Begitu dia
mulai menyampaikan pidato yang telah dipersiapkannya, tiga dari lima
kartu pidatonya terjatuh ke lantai.Dengan gugup dan sedikit malu dia
bercanda pada mikrofon. Dengan ringan berkata, "Maafkan saya sangat
gugup. Saya sudah tidak minum bir. Tetapi wiski ini membunuh saya. Saya
tidak bisa menyusun pidato saya kembali, maka ijinkan saya
menyampaikan apa yang saya tahu."

Saat kami tertawa dia membersihkan kerongkongannya dan mulai, "Kita
tidak
pernah berhenti bermain karena kita tua; kita menjadi tua karena kita
berhenti bermain.
Hanya ada empat rahasia untuk tetap awet muda,
tetap bahagia, dan meraih sukses.
Kamu harus tertawa dan menemukan humor setiap hari. Kamu harus
mempunyai
mimpi.Bila kamu kehilangan mimpi-mimpimu, kamu mati. Ada banyak sekali
orang yang berjalan di sekitar kita yang mati namun tidak
mengetahuinya!"

"Sungguh jauh berbeda antara menjadi tua dan menjadi dewasa. Bila kamu
berumur sembilan belas tahun dan berbaring di tempat tidur selama satu
tahun penuh, tidak melakukan apa-apa, kamu tetap akan berubah menjadi
dua
puluh tahun.
Bila saya berusia delapan puluh tujuh tahun dan tinggal di tempat tidur
selama satu tahun, tidak melakukan apapun, saya tetap akan menjadi
delapan puluh delapan. Setiap orang pasti menjadi tua. Itu tidak
membutuhkan suatu keahlian atau bakat.
Tumbuhlah dewasa dengan selalu mencari kesempatan dalam perubahan.
http://www.gsn-soeki.com/wouw/

"Jangan pernah menyesal. Orang-orang tua seperti kami biasanya tidak
menyesali apa yang telah diperbuatnya, tetapi lebih menyesali apa yang
tidak kami perbuat. Orang-orang yang takut mati adalah mereka yang
hidup
dengan penyesalan."
Rose mengakhiri pidatonya dengan bernyanyi "The Rose". Dia menantang
setiap orang untuk mempelajari liriknya dan menghidupkannya dalam
kehidupan sehari-hari.

Akhirnya Rose meraih gelar sarjana yang telah diupayakannya sejak
beberapa tahun lalu. Seminggu setelah wisuda, Rose meninggal dunia
dengan
damai. Lebih dari dua ribu mahasiswa menghadiri upacara
pemakamannya sebagai penghormatan pada wanita luar biasa yang mengajari
kami dengan memberikan teladan bahwa tidak ada yang terlambat untuk
apapun yang bisa kau lakukan. Ingatlah, menjadi tua adalah keharusan,
menjadi dewasa adalah pilihan.


**********************************************************
The Rose:

Sediakan waktu untuk bekerja; itulah harga sebuah keberhasilan.
Sediakan waktu untuk berpikir; itulah sumber kekuatan.
Sediakan waktu untuk bermain; itulah rahasia awet muda.
Sediakan waktu untuk membaca; itulah landasan kebijaksanaan.
Sediakan waktu untuk berteman; itulah jalan menuju kebahagiaan.
Sediakan waktu untuk bermimpi; itulah yang membawa kereta anda ke
bintang.
Sediakan waktu untuk mencintai dan dicintai; itulah hak istimewa Tuhan.
Sediakan waktu untuk melihat sekeliling anda; hari anda terlalu singkat
untuk mementingkan diri sendiri.
Sediakan waktu untuk tertawa; itulah musik jiwa.

KURIR ISTIMEWA

Song Huo Zhe"

Suasana hari Jumat di sebuah kantor, tampak sebagian karyawan kurang bersemangat. Hal ini disebabkan karena sudah dekat waktunya para pegawai libur akhir pekan.

Hari itu, office boy kantor tersebut, tiba-tiba tidak masuk kerja. Padahal, ada kebutuhan mendesak untuk mengirim sejumlah dokumen penting ke relasi di luar kota, yang biasanya dikerjakan oleh si office boy tersebut. Demi menghemat waktu, maka kantor itu memutuskan menggunakan jasa kurir untuk mengirim dokumen penting tersebut.

Tak lama menunggu, nampak seseorang dari perusahaan jasa kurir yang ditugaskan datang untuk mengambil dokumen itu. Namun, sungguh pemandangan yang mengagetkan. Kurir yang datang adalah seorang yang cacat. Ia tidak mempunyai kaki. Kedua penyangga tubuhnya buntung hingga sebatas lutut. Untuk berjalan, ia menggunakan bantuan papan yang diberi roda kecil untuk menopang tubuhnya. Dengan papan itu, ia bisa berjalan sambil mengayunkan tangan. Papan itu juga berfungsi untuk menaruh barang yang akan dikirimkan oleh pelanggan jasa kurir tempatnya bekerja.

Melihat kondisi sang kurir, orang-orang di kantor itu spontan keheranan. Ada yang merasa kasihan, namun ada pula yang mengungkapkan kejengkelannya. Jengkel pada perusahaan kurir, mengapa orang cacat yang dikirim untuk tugas seperti itu. Namun, mereka juga merasa kasihan melihat perjuangan si cacat karena harus bersusah payah demi hidupnya.

Tapi, rasa kasihan itu segera berubah menjadi rasa kagum sekaligus hormat. Rasa itu muncul ketika salah satu pegawai menawarkan bantuan untuk mengambilkan dokumen yang akan dikirim yang kebetulan masih berada di lantai dua.

"Mas, tunggu di sini saja, biar saya yang ke atas menggambilkan dokumennya untuk Mas.. Kasihan kan, mas harus mengambil ke lantai dua," sebut pegawai itu.



"Jangan ..jangan, Pak. Biar saya sendiri yang mengambil ke atas. Sudah biasa kok. Tak perlu merepotkan Bapak. Tapi, terima kasih atas kebaikannya," jawab kurir itu.

"Nggak kok.tidak apa-apa. Tidak merepotkan. Mas tunggu di sini saja, sebentar lagi saya ambilkan ke atas...," sergah si pegawai.

"Maaf, Pak. Bukan saya tidak mau dibantu. Tapi ini sudah tugas saya, dan saya juga sudah biasa kok. Lagi pula, kalau setiap orang membantu saya, malah saya nanti jadi pemalas dan tidak bisa berbuat apa-apa karena terbiasa menggantungkan diri pada bantuan orang lain," sebutnya lugu, tanpa bermaksud mengada-ada.

Tak lama kemudian, ia pun segera memulai aksinya mengayunkan tangan dengan lincah, mendorong tubuhnya menaiki tangga satu per satu.

Pegawai yang menyaksikan kejadian itu pun terdiam dalam kekaguman. Orang cacat itu telah memberi sebuah pelajaran yang sangat berharga. Meskipun cacat, dia tidak ingin dikasihani. Meski punya kekurangan, dia memiliki semangat juang yang luar biasa untuk bekerja dan mandiri.

Kejadian itu, sungguh membuat sebagian pegawai yang tadinya bermalas-malasan merasa malu. Sebab, mereka yang bertubuh normal merasa kalah semangatnya dengan orang yang bertubuh cacat. Maka, semua pekerja di kantor itu pun segera bergegas untuk kembali menyelesaikan pekerjaannya, kali ini dengan semangat yang menggebu-gebu.

Pembaca yang berbahagia,
Pada kondisi dan hal-hal tertentu, mungkin kita membutuhkan bantuan orang lain. Bahkan, kita tidak bisa hidup tanpa adanya orang lain. Sebab, kehidupan di antara manusia merupakan hidup saling ketergantungan satu sama lain.

Namun, kita akan menjadi lemah kalau kita hidup hanya dengan menunggu, apalagi menggantungkan belas kasihan orang lain. Ingat!

"Ren de Ben Zhi"

Jati diri manusia ditandai dengan keberanian bertanggung jawab atas kehidupannya sendiri.

Maka, bagaimanapun dan apa pun kondisi kita saat ini, kita harus mampu belajar dan membangun sikap mental kemandirian. Dengan begitu, keberadaan kita di dunia ini akan mempunyai nilai tersendiri.

Salam Sukses Luar Biasa!!!

Sumber
www.andriewongso.com
www.gsn-soeki.com/wouw/

TULISAN DI ATAS PASIR

Di pesisir sebuah pantai, tampak dua anak sedang berlari-larian, bercanda, dan bermain dengan riang gembira. Tiba-tiba, terdengar pertengkaran sengit di antara mereka. Salah seorang anak yang bertubuh lebih besar memukul temannya sehingga wajahnya menjadi biru lebam. Anak yang dipukul seketika diam terpaku. Lalu, dengan mata berkaca-kaca dan raut muka marah menahan sakit, tanpa berbicara sepatah kata pun, dia menulis dengan sebatang tongkat di atas pasir: "Hari ini temanku telah memukul aku !!!"

Teman yang lebih besar merasa tidak enak, tersipu malu tetapi tidak pula berkata apa-apa. Setelah berdiam-diaman beberapa saat, ya ...dasar-anak-anak, mereka segera kembali bermain bersama. Saat lari berkejaran, karena tidak berhati-hati, tiba-tiba anak yang dipukul tadi terjerumus ke dalam lubang perangkap yang dipakai menangkap binatang. "Aduh.... Tolong....Tolong!" ia berteriak kaget minta tolong. Temannya segera menengok ke dalam lubang dan berseru, "Teman, apakah engkau terluka? Jangan takut, tunggu sebentar, aku akan segera mencari tali untuk menolongmu." Bergegas anak itu berlari mencari tali. Saat dia kembali, dia berteriak lagi menenangkan sambil mengikatkan tali ke sebatang pohon. "Teman, aku sudah datang! Talinya akan kuikat ke pohon, sisanya akan kulemparkan ke kamu. Tangkap dan ikatkan dipinggangmu, pegang erat-erat, aku akan menarikmu keluar dari lubang."

Dengan susah payah, akhirnya teman kecil itu pun berhasil dikeluarkan dari lubang dengan selamat. Sekali lagi, dengan mata berkaca-kaca, dia berkata, "Terima kasih, sobat!" Kemudian, dia bergegas berlari mencari sebuah batu karang dan berusaha menulis di atas batu itu, "Hari ini, temanku telah menyelamatkan aku."

Temannya yang diam-diam mengikuti dari belakang bertanya keheranan, "Mengapa setelah aku memukulmu, kamu menulis di atas pasir dan setelah aku menyelamatkanmu, kamu menulis di atas batu?" Anak yang di pukul itu menjawab sabar, "Setelah kamu memukul, aku menulis di atas pasir karena kemarahan dan kebencianku terhadap perbuatan buruk yang kamu perbuat, ingin segera aku hapus, seperti tulisan di atas pasir yang akan segera terhapus bersama tiupan angin dan sapuan ombak."

"Tapi, ketika kamu menyelamatkan aku, aku menulis di atas batu, karena perbuatan baikmu itu pantas dikenang dan akan terpatri selamanya di dalam hatiku, sekali lagi, terima kasih sobat."

Pembaca yang budiman,


"Hidup dengan memikul beban kebencian, kemarahan dan dendam, sungguh melelahkan. Apalagi bila orang yang kita benci itu tidak sengaja melakukan bahkan mungkin tidak pernah tahu bahwa dia telah menyakiti hati kita, sungguh ketidakbahagiaan yang sia-sia.

Memang benar.... bila setiap kesalahan orang kepada kita, kita tuliskan di atas pasir, bahkan di udara, segera berlalu bersama tiupan angin, sehingga kita tidak perlu kehilangan setiap kesempatan untuk berbahagia.

Sebaliknya... tidak melupakan orang yang pernah menolong kita, seperti tulisan yang terukir di batu karang. Yang tidak akan pernah hilang untuk kita kenang selamanya."

Salam sukses luar biasa!!

Sumber
www.andriewongso.com
www.gsn-soeki.com/wouw/

ULAT KECIL YANG BERANI

"Yong gan de xiao chong"

Dikisahkan, ada seekor ulat kecil sejak lahir menetap di daerah yang tidak cukup air sehingga sepanjang hidupnya dia selalu kekurangan makanan. Di dalam hati kecilnya ada keinginan untuk pindah dari rumah lamanya demi mencari kehidupan dan lingkungan yang baru. Tetapi, dari hari ke hari dia tidak juga memiliki keberanian untuk melaksanakan niatnya. Hingga suatu hari, karena kondisi alam yang semakin tidak bersahabat, si ulat terpaksa membulatkan tekad memberanikan diri keluar dari rumahnya, mulai merayap ke depan tanpa berpaling lagi ke belakang.

Setelah berjalan agak jauh, dia mulai merasa bimbang. Katanya dalam hati, "Jika aku sekarang berbalik kembali ke rumah lama rasanya masih keburu, mumpung aku belum berjalan terlalu jauh. Karena kalau aku berjalan lebih jauh lagi, jangan-jangan jalan pulang pun takkan kutemukan lagi. Mungkin akhirnya aku tersesat dan... entah bagaimana nasibku nanti!"

Ketika Si Ulat sedang maju mundur penuh kebimbangan dan pertimbangan, tiba-tiba ada sebuah suara menyapa di dekatnya, "Halo ulat kecil! Apa kabar? Aku adalah Kepik. Senang sekali melihatmu keluar dari rumah lamamu. Aku tahu, engkau tentu bosan kekurangan makan karena musim dan cuara yang tidak baik terus menerus. Kepergianmu tentu untuk mencari kehidupan yang lebih baik, kan?"

Si Ulat pun bertanya kepada Si Kepik yang sok tahu, "Benar Kepik. Aku memutuskan pergi dari sarangku untuk kehidupan yang lebih baik. Apakah engkau tahu, apa yang ada di depan sana?" "Oh...Aku tahu, jalan ke depan yang akan kau lalui, walaupun tidak terlalu jauh tetapi terjal dan berliku. Dan lebih jauh di sana ada sebuah gua yang gelap yang harus kau lalui. Tetapi, setelah kamu mampu melewati kegelapan, aku beritahu, di pintu gua sebelah sana terbentang sebuah tempat yang terang, indah, dan sangat subur. Kamu pasti menyukainya. Di sana kau pasti bisa hidup dengan baik seperti yang kamu inginkan," Si Kepik dengan bersemangat memberi dorongan kepada Si Ulat yang tampak ragu dan ketakutan.

http://www.gsn-soeki.com/wouw/

"Kepik, apakah tidak ada jalan pintas untuk sampai ke sana?" Tanya Ulat.

"Tidak sobat. Jika kamu ingin hidup lebih baik dari hari ini, kamu harus melewati semua tantangan itu. Nasehatku, tetaplah berjalan langkah demi langkah, fokuskan pada tujuanmu dan tetaplah berjalan. Niscaya kamu akan tiba di sana dengan selamat. Selamat jalan dan selamat berjuang sobat!" sambil berteriak penuh semangat, Si Kepik pun meninggalkan ulat.

Pembaca yang budiman,

Memang benar... kemenangan, kesuksesan, adalah milik mereka yang secara sadar, tahu apa yang menjadi keinginannya, sekaligus siap menghadapi rintangan apa pun yang menghadang, serta mau memperjuangkannya habis-habisan melalui cara-cara yang benar sampai mencapai tujuan akhir, yaitu kesuksesan.

Pengertian sukses secara sederhana demikian ini telah di praktikkan oleh manusia sukses berabad-abad lampau sampai saat ini sesuai dengan bidangnya masing-masing.

Maka ...untuk meraih kesuksesan yang maksimal, kita tidak memerlukan teori-teori kosong yang rumit. Cukup tahu akan nilai yang akan dicapai dan take action! Ambil tindakan!

Salam Sukses Luar Biasa!!!

Sumber ://www.gsn-soeki.com/wouw/

TIPS BUGAR " SEPANJANG HARI "

Sepanjang minggu kita bekerja, mulai pagi hingga petang. Tak jarang di akhir
minggu kita masih terus bekerja.


Tak usah heran, karena tubuh kita dirancang secara sempurna untuk bekerja,
membangun bumi ini sebaik-baiknya demi kesejahteraan kita dan generasi
mendatang. Adakalanya kita melalui suatu hari dengan penuh semangat,
energetik, seolah tak kenal lelah. Sebaliknya, tak jarang pula kita isi
suatu hari dengan kelesuan, loyo dan murung.

Memang suasana hati dan fisik senantiasa naik turun. Meski begitu, bekerja
seharian penuh bersama hati dan fisik yang bugar selalu menyenangkan.
Sedangkan, bekerja bersama pikiran ruwet dan tubuh yang lesu, jauh dari kata
menyenangkan. Karena itu ada baiknya kita mensiasati bagaimana kita bisa
menumbuhkan kebugaran, menemukan energi dan semangat bekerja sepanjang hari.
Hukum bekerja itu sederhana saja: bila hati senang, kerja pun baik.

Berikut beberapa tips yang bisa anda coba untuk menemukan kebugaran jiwa dan
tubuh sepanjang hari kerja yang padat.

1--Mulailah hari anda dengan pikiran positif.

Ketika pertama kali anda membuka pelupuk mata di pagi hari, ucapkan syukur
bahwa anda masih diberi kesempatan untuk menjalani hari ini. Bersiaplah
untuk memberikan sesuatu yang terbaik dari diri anda untuk bumi ini. Lakukan
khusyu, kontemplasi, meditasi atau apa pun namanya. Ini baik agar pikiran
anda jernih dan positif. Setelah itu, ada baiknya anda setel musik ceria
kegemaran anda. Lalu, go, go, go, siap bekerja.


2--Lakukan olahraga ringan.

Berikan kebugaran pada tubuh anda dengan melakukan olahraga ringan. Hirup
udara banyak-banyak. Biarkan tubuh anda bergerak dan berkeringat. Namun, tak
usah terlalu ngoyo. Lebih baik lagi, bila anda lakukan itu bersama-sama
dengan pasangan, anak-anak, atau teman-teman anda.

3--Jangan lupa sarapan secukupnya.

Sarapan adalah pemasok bahan bakar terpenting (gula darah) bagi tubuh.
Sarapan bukan hanya bermanfaat di pagi hari, namun juga siang dan sore hari.
Sarapan akan menghindari anda dari jajan di jam kerja, sehingga membantu
anda menjaga berat tubuh, menguatkan daya pikir dan mempertahankan semangat
kerja. Namun demikian, yang penting adalah jenis makanan yang anda makan
haruslah lengkap, terutama protein yang bisa mempertahankan kadar gula darah
sepanjang hari. Bila perlu tambahkan susu. Agar anda berselera, susun menu
yang bervariasi.

4--Atur kegiatan hari anda sebaik-baiknya.

Sebelum anda bekerja, aturlah rencana kerja anda hari ini. Susun
sebaik-baiknya sesuai dengan skala prioritas pencapaian tugas. Aturlah
tugas-tugas anda sedemikian rupa agar anda tidak mudah kelelahan di pagi
hari. Buat jadwal yang selang-seling dan sediakan waktu untuk istirahat.
Meski begitu bersikaplah fleksibel untuk mengubah rencana anda. Segala
sesuatunya bisa terjadi. Belajarlah untuk membagi dan mendelegasikan tugas.


5--Jaga terus kesegaran tubuh anda.

Jangan melulu duduk di belakang meja, sekali-kali bergerak dan
berkeringatlah. Rasakan darah anda mengalir, dan oksigen memenuhi rongga
dada anda. Minum air putih segar banyak-banyak untuk menjaga kebugaran
tubuh.

6--Istirahat itu penting.

Bekerja terus boleh-boleh saja, namun tanpa diselingi istirahat, anda akan
cepat jatuh loyo. Bahkan, petinju yang bertanding pun harus rehat selama
satu menit setiap tiga menitnya. Lakukan relaksasi dan peregangan untuk
tubuh anda, tarik nafas dalam-dalam, pejamkan mata anda sejenak, di
sela-sela pekerjaan anda. Jangan sia-siakan waktu rehat makan siang, tetapi
jangan makan terlalu kenyang. Ini malah membuat anda mengantuk. Makanlah
banyak sayur dan buah segar. Jangan tergoda untuk mengkonsumsi makanan
ringan kecuali bila anda benar-benar membutuhkannya.

7--Temukan kegembiraan dalam setiap keadaan.

Bugar bukan hanya kuat, namun segar dan penuh kegembiraan. Jangan jauhkan
humor dari pekerjaan anda. Seberat-beratnya persoalan pasti ada jalan
keluarnya. Serius tapi rileks. Jaga terus pikiran positif anda. Jauhi emosi
negatif yang menghabiskan energi saja. Tetap jalin hubungan sosial dengan
rekan-rekan anda.


8--Selesaikan pekerjaan kantor di kantor

Tuntaskan pekerjaan kantor di kantor. Ini mendorong anda untuk bekerja
produktif. Gunakan waktu setelah kerja untuk kehidupan pribadi, keluarga dan
orang-orang yang anda cintai. Isi pula dengan kegiatan sosial yang
memperhatikan sesama, menyalakan api spiritual diri anda, memperbaiki
lingkungan, dan sebagainya.

9--Cukupkan kebutuhan tidur anda.

Kendaraan pun perlu beristirahat. Juga tubuh dan jiwa anda. Dan tempat
istirahat terbaik adalah tidur yang nyenyak dan cukup. Aturlah jam tidur dan
bangun yang teratur. Ini baik untuk kebugaran anda esok hari.

10--Perbanyak bersyukur.

Buka hari anda dengan bersyukur, tutup juga hari anda dengan bersyukur. Jaga
terus pikiran positif anda. Sudahlah, jauhkan kecemasan karena terlalu
banyak harapan dan angan-angan. Nikmati apa yang dianugerahkan pada anda
selama ini. Rasakan betapa kaaaaayanya hidup anda...!

GAJI PAPA BERAPA ?

Seperti biasa Andrew, Kepala Cabang di sebuah perusahaan swasta terkemuka di
Jakarta, tiba di rumahnya pada pukul 9 malam. Tidak seperti biasanya, Sarah,
putra pertamanya yang baru duduk di kelas tiga SD membukakan pintu untuknya.
Nampaknya ia sudah menunggu cukup lama. "Kok, belum tidur ?" sapa Andrew
sambil mencium anaknya.
Biasanya Sarah memang sudah lelap ketika ia pulang dan baru terjaga ketika
ia akan berangkat ke kantor pagi hari.
Sambil membuntuti sang Papa menuju ruang keluarga, Sarah menjawab, "Aku
nunggu Papa pulang. Sebab aku mau tanya berapa sih gaji Papa ?"
"Lho tumben, kok nanya gaji Papa ? Mau minta uang lagi, ya ?"
"Ah, enggak. Pengen tahu aja" ucap Sarah singkat.
"Oke. Kamu boleh hitung sendiri. Setiap hari Papa bekerja sekitar 10 jam
dan dibayar Rp. 400.000,-. Setiap bulan rata-rata dihitung 22 hari kerja.
Sabtu dan Minggu libur, kadang Sabtu Papa masih lembur. Jadi, gaji Papa
dalam satu bulan berapa, hayo ?"
Sarah berlari mengambil kertas dan pensilnya dari meja belajar sementara
Papanya melepas sepatu dan menyalakan televisi. Ketika Andrew beranjak
menuju kamar untuk berganti pakaian, Sarah berlari mengikutinya. "Kalo satu
hari Papa dibayar Rp. 400.000,- untuk 10 jam, berarti satu jam Papa digaji
Rp.40.000,- dong" katanya.
"Wah, pinter kamu. Sudah, sekarang cuci kaki, tidur" perintah Andrew
Tetapi Sarah tidak beranjak. Sambil menyaksikan Papanya berganti
pakaian,Sarah kembali bertanya, "Papa, aku boleh pinjam uang Rp. 5.000,-
enggak ?""Sudah, nggak usah macam-macam lagi. Buat apa minta uang
malam-malam begini ? Papa capek. Dan mau mandi dulu. Tidurlah".
"Tapi Papa..." Kesabaran Andrew pun habis. "Papa bilang tidur !" hardiknya
Mengejutkan Sarah. Anak kecil itu pun berbalik menuju kamarnya.
Usai mandi, Andrew nampak menyesali hardiknya. Ia pun menengok Sarah di
kamar tidurnya. Anak kesayangannya itu belum tidur. Sarah didapati sedang
terisak-isak pelan sambil memegang uang Rp. 15.000,- di tangannya. Sambil
berbaring dan mengelus kepala bocah kecil itu, Andrew berkata, "Maafkan
Papa, Nak, Papa sayang sama Sarah. Tapi buat apa sih minta uang malam-malam
begini ? Kalau mau beli mainan, besok kan bisa. Jangankan Rp. 5.000,- lebih
dari itu pun Papa kasih" jawab Andrew"Papa, aku enggak minta uang. Aku hanya
pinjam. Nanti aku kembalikan kalau sudah menabung lagi dari uang jajan
selama minggu ini"."lya, iya, tapi buat apa ?" tanya Andrew lembut.
"Aku menunggu Papa dari jam 8. Aku mau ajak Papa main ular tangga. Tiga
puluh menit aja. Mama sering bilang kalo waktu Papa itu sangat berharga.
Jadi, aku mau ganti waktu Papa. Aku buka tabunganku, hanya ada Rp. 15.000,-
tapi karena Papa bilang satu jam Papa dibayar Rp. 40.000,- maka setengah jam
aku harus ganti Rp. 20.000,-. Tapi duit tabunganku kurang Rp. 5.000, makanya
aku mau pinjam dari Papa" kata Sarah polos.
Andrew pun terdiam. ia kehilangan kata-kata. Dipeluknya bocah kecil itu
erat-erat dengan perasaan haru. Dia baru menyadari, ternyata limpahan
harta yang dia berikan selama ini, tidak cukup untuk "membeli" kebahagiaan
anaknya.

(NN)

Sumber : www.gsn-soeki.com

KEKUATAN PIKIRAN

Dikisahkan, ada seorang ibu yang sangat menyayangi putra tunggalnya. Karena rasa kuatir yang sangat, ditambah maraknya berita penculikan di media massa, si ibu pun memberi nasihat kepada putranya, "Nak, kalau matahari sudah tidak bersinar lagi, jangan keluar rumah ya. Karena saat gelap seperti itulah roh jahat mulai bermunculan. Ada yang disebut kuntilanak, genderuwo, dan lain-lain. Pokoknya mahkluk jelek, hitam, dan jahat. Maka belajar baik-baik di dalam rumah saja ya, terutama malam hari, oke?" sang anak, yang sedikit penakut, dengan senang hati mematuhi nasehat ibunya.

Setelah beranjak remaja, si anak tumbuh menjadi pemuda cilik yang penakut dan pengecut. Seringkali, ketakutannya yang berlebihan itu terbawa-bawa dalam mimpi. Tidak jarang, ketika tidur ia tiba-tiba terbangun dengan berteriak histeris serta bersimbah peluh ketakutan. Kedua orangtuanya pun menjadi khawatir melihat perkembangan jiwa si anak. Berbagai nasehat bernada menghibur yang disampaikan si orangtua kepada anaknya tidak bermanfaat sama sekali. Bahkan, kadang si anak justru merasa orangtuanya berusaha mencelakai dia.

Suatu hari, sang kakek mendengar kondisi cucunya tersebut. Maka, ia pun segera menyempatkan diri berkunjung ke rumah anaknya. Setelah memikirkan dengan seksama, suatu sore, si kakek mengajak cucunya berjalan-jalan ke pasar malam bersama-sama dengan beberapa orang tetangga dan teman si cucu. Sesampainya di pasar malam itu, mereka pun bersenang-senang. Sang cucu dan teman-temannya bermain dan melihat berbagai pertunjukkan hingga malam hari. Setelah puas dan lelah bermain, mereka pun berjalan kaki pulang ke rumah.

Tiba di rumah, si kakek meneruskan berbincang santai dengan cucunya. "Cucuku, terang dan gelap adalah sifat alam. Tidak ada hubungannya dengan roh gentayangan dan kejahatan. Sudah kita buktikan sendiri, kan? Bukankah sepanjang jalan dalam kegelapan tadi tidak ada satu pun roh jahat yang mengganggu? Ketahuilah, roh jahat hanya ada di pikiran kamu sendiri. Usir dia dari pikiranmu, maka tidak akan ada yang namanya roh jahat di muka bumi ini. Kakek yang sudah setua ini telah membuktikan sendiri. Ketakutan hanya ada di pikiran kita. Gunakan pikiranmu untuk hal-hal yang baik, maka engkau akan membuat segalanya menjadi baik, indah, dan membahagiakan."



Demikianlah, berkat kata-kata bijak dari si kakek, lewat proses waktu, akhirnya si cucu mampu mengubah mindset dan memiliki kesehatan mentalitas yang positif. Ia pun tumbuh jadi pemuda yang pemberani.

Pembaca yang budiman,

Mendidik anak dengan nada ancaman atau dengan menakutinya, walaupun untuk tujuan yang baik, bisa berdampak buruk dan merusak kesehatan mental, bila tidak disertai dengan pengertian benar!

Hukum pikiran bersifat universal dan berlaku untuk siapa saja, baik anak-anak atau orang dewasa, yakni you are what you think, Anda adalah apa yang Anda pikirkan! Maka, apa yang kita pikirkan, itulah yang akan terjadi. You are what you believe, Anda adalah apa yang Anda percayai!

Karena itu, kalau yang kita tanamkan ke dalam pikiran kita setiap hari adalah hal-hal yang negatif, dampaknya akan destruktif atau merusak. Sebaliknya, kalau baik dan positif sifatnya, tentu dampak dalam kehidupan kita akan menjadi positif dan konstruktif.

Sumber : www.gsn-soeki.com

KISAH KASIH TUKANG BAKSO

Halte Volvo di Jalan Raya Pasar Minggu, Jakarta Selatan, semakin
padat. Hujan deras yang tiba-tiba turun membuat sejumlah pengendara
sepeda motor berhenti untuk berteduh. Pejalan kaki pun tak mau
ketinggalan. Demi menghindari hujan, mereka berlarian menuju halte
ini. Seorang pemuda tampak terpeleset saat berlari menuju halte ini.

Tak sampai lima menit, halte dipenuhi tak kurang dari 30 orang. Halte
yang sebelumnya sepi, kini ramai oleh gemeretak rahang orang
menahan dingin. Desahan menggigil juga meramaikan suasana.

Asap rokok tampak begitu tebal di halte ini. Beberapa wanita terpaksa
menutup hidung menghindari sambaran tar dan nikotin itu.

Tak berapa lama, sebuah gerobak bakso merapat ke pinggir trotoar
halte. Kemudian, sang penjual ikut berteduh. Halte pun makin padat.

"Mas, baksonya dua. Yang satu tidak pakai mi," kata seorang wanita
pada si penjual bakso.

Masih tampak kedinginan, dengan baju sedikit basah, Kusnadi, tukang
bakso itu, segera menghampiri gerobaknya dan menyiapkan pesanan
sang wanita.

Belum selesai membuat pesanan pertama, dua pemuda juga memesan bakso.
"Bakso saya tidak pakai seledri ya, Mas," kata pemuda itu.

Tak lama, tukang bakso berusia 32 tahun itu sibuk membagikan empat
mangkuk bakso pada pemesannya di tengah kepadatan halte.

Kepulan asap kuah bakso, ternyata mengundang peneduh lain memesan
bakso Kusnadi. Pria asal Bojonegoro, Jawa Timur ini pun
membatalkan niatnya berteduh.

Tak lagi perduli dengan baju basah dan udara dingin, Kusnadi sigap
melayani pembeli seperti halnya saat cuaca cerah. Sesekali, ia
tampak sedikit tergelincir licinnya lantai halte..

Sekitar pukul 23.50 WIB, hujan mulai reda. Peneduh pun mulai
berkurang. Tinggal enam orang yang masih berteduh. Kusnadi pun sibuk
membereskan mangkuk kotor.

Ketika sedang mencuci mangkuk, seorang ibu yang sejak tadi duduk di
sudut halte, menghampiri Kusnadi. "Mas, saya boleh minta kuah
baksonya saja?" kata si ibu.


Kusnadi mengangkat wajahnya, menatap sang ibu. "Iya, Bu, Nanti saya
buatkan. Sebentar ya Bu, saya cuci mangkuk dulu," kata Kusnadi
pada wanita itu.

Wanita itu pun kembali ke sudut halte, di mana juga tampak seorang
anak lelaki berusia sekitar sepuluh tahun. Di pundak kanannya,
tersampir tas punggung biru tua yang sudah lusuh. Celana pendek dan
kaos yang dipakainya pun, tak lebih baik dari tasnya. Warna
sandal jepit yang dipakai pun tak seragam kiri dan kanan.

Wanita berusia empat puluhan tahun ini, duduk di sebelah si bocah dan
merangkulnya. Saparti dan Wawan, nama ibu dan anak ini tampak
begitu lelah.. Sesekali, terdengar gemeretak gigi beradu dari si anak,
tanda ia menahan dinginnya udara. Tak ada kata-kata yang
keluar dari mulut kedua orang ini.

"Ini Bu, baksonya," kata Kusnadi sambil menyodorkan dua mangkuk bakso
lengkap. Bukan cuma kuah seperti pesananan Saparti. "Mas, kok
pakai bakso? Saya kan cuma minta kuah?" kata Saparti dengan tatapan
bingung.

"Tenang saja, Bu. Itu gratis kok. Ibu tidak usah bayar," sahut Kusnadi.

Tanpa menunggu jawaban Saparti, Kusnadi kembali ke gerobaknya,
membuatkan pesanan untuk sepasang muda-mudi yang baru bergabung di
halte ini.

Sementara itu, Saparti dan Wawan menyantap bakso itu dengan nikmatnya.
Sesekali, Saparti mengarahkan pandangannya pada Kusnadi. Usai
membuatkan pesanan muda-mudi tadi, Kusnadi membereskan dagangannya.


"Sudah, Mas. Jadi berapa?" kata Saparti pada Kusnadi. "Sudah, Bu.
Tidak apa-apa. Insya Allah, saya ikhlas. Masa saya tega cuma
memberi kuah, padahal dagangan saya sedang laris. Hitung-hitung
bagi-bagi rezeki, Bu," ujar Kusnadi tersenyum.

Saparti tak bisa menolak kebaikan Kusnadi. Berkali-kali, Saparti
mengucapkan terima kasih, sebelum akhirnya meninggakan halte ini.
"Kalau mau beramal harus menunggu sampai jadi orang kaya, kapan saya
bisa beramal?" tutur Kusnadi sambil tertawa kecil.

[Albertus]
-------------------
Sumber : www.gsn-soeki.com