SENI UNGU »

ALAM BAWAH SADAR

Dalam setiap episode kehidupan, manusia selalu mengalami satu
atau lebih peristiwa yang dapat menggoncangkan dan mengubah
kehidupannya. Entah itu berupa kehilangan pekerjaan, kesulitan
finansial, krisis rumah tangga, perceraian, kematian pasangan hidup
atau salah satu anggota keluarga, sakit parah berkepanjangan atau
kecelakaan yang menyebabkan cacat seumur hidup, dan atau berbagai krisis kehidupan lainnya.

Dalam menghadapi setiap krisis tersebut, seringkali kita merasa tidak berdaya. Kita merasa seakan tidak lagi memiliki kendali atas hidup kita. Padahal sesungguhnya kita harus berusaha untuk tidak
menjadi “korban” atau bersikap reaktif maupun antisipatif terhadap perubahan itu.
Kita harus menjadi subyek dari perubahan tersebut dan memiliki kendali penuh atas apapun yang terjadi dalam kehidupan kita.
Dalam artikel Mandiri beberapa edisi yang lalu (edisi Selasa 10 Juli
2001), kami telah membahas bagaimana sikap dan tindakan yang
diperlukan untuk mengatasi dan mengendalikan perubahan.

Selanjutnya melalui kerja sama dengan penerbit PT. Elexmedia Komputindo pada awal bulan November 2001 kami menerbitkan buku sebagai bagian dari serial SELF MANAGEMENT, yang berjudul Instead of Wondering Who Moved My Cheese, CREATE YOUR OWN CHEESE. Pada prinsipnya kami berkeyakinan bahwa perubahan bukan hanya sekedar disikapi dan diantisipasi, tetapi kita justru memiliki kekuatan untuk menciptakan realitas baru yang lebih baik.

Kita tidak ingin menjadi korban dari setiap musibah yang kita
hadapi. Melalui manajemen diri yang benar, kita dapat menciptakan
sendiri realitas yang kita inginkan. Sebagaimana judul buku
tersebut “Instead of Wondering Who Moved My Cheese? CREATE YOUR OWN CHEESE, kita bukanlah karakter yang hanya mengantisipasi atau menyesuaikan diri dengan perubahan dan sekedar mencari peluang atau kesempatan baru dalam kehidupan kita, melainkan kita sepenuhnya memegang kendali atas kehidupan kita dan menciptakan realitas baru sesuai dengan impian kita.

Berikut adalah intisari buku tersebut yang menekankan pentingnya pengendalian pikiran bawah sadar kita dalam menciptakan realitas baru tersebut. Jika kita kehilangan pekerjaan, kita dapat menciptakan suatu bidang pekerjaan baru yang lebih menantang lebih memberi arti dan tentunya lebih memberikan jaminan kebebasan finansial yang kita impikan.

Jika kita atau keluarga kita ada yang sakit parah, kita bisa menciptakan suasana atau kehidupan yang jauh lebih bermakna daripada sebelumnya dan kita bisa mengendalikan sakit itu. Kitalah yang sepenuhnya bertanggungjawab atas setiap peristiwa atau keadaan yang terjadi dalam kehidupan kita.

Dalam artikel ini kita akan menggabungkan teknik relaksasi,
visualisasi dan afirmasi dalam suatu proses untuk menanamkan tujuan atau realitas yang kita inginkan ke dalam pikiran bawah sadar kita. Proses ini selanjutnya akan mempengaruhi bawah sadar kita tentang realitas baru yang kita inginkan setelah kita mengalami musibah atau krisis. Proses inilah yang disebut dengan Pemrograman Kembali Pikiran Bawah Sadar (Subconscious Reprogramming).

Pemrograman Kembali Bawah Sadar Secara Efektif Kita sudah mempelajari hal-hal penting yang kita perlukan dalam melakukan pemrograman kembali bawah sadar, yaitu: teknik relaksasi,
visualisasi, afirmasi dan pentingnya keyakinan. Dalam buku Self
Management pada Bab 21, kami menjelaskan agar proses pemrograman bawah sadar dapat lebih efektif, diperlukan emosi atau perasaan yang positif atau menyenangkan. Kita menambahkan emosi atau suasana hati ketika tujuan yang kita harapkan tercapai.

Jika visualisasi menciptakan adegan atau gambaran seperti dalam film, maka menambahkan emosi itu seperti menambahkan sound track. Jadi, selain kata afirmasi, kemudian gambaran visual, kita perlu menambahkan perasaan atau emosi yang menyertai gambaran tersebut. Selalu tambahkan perasaan atau emosi pada saat kita menciptakan gambaran visual tentang pencapaian tujuan, seakan-akan kita telah mencapainya. Proses melakukan pemrograman bawah sadar untuk menciptakan realitas baru dalam kehidupan kita harus dilakukan terus menerus, paling tidak sedikitnya 3 kali sehari ­ 20 menit setiap kalinya ­ sampai realitas yang kita harapkan itu mewujud menjadi kenyataan.

Inilah yang kami maksudkan dengan tahapan Establishing A Daily Inner Creating Period ­suatu periode proses penciptaan realitas baru yang kita lakukan hari demi hari. Kita harus ingat bahwa hanya keyakinanlah yang tetap membuat kita disiplin dan tidak berhenti manakala keraguan dan keengganan mulai mengacaukan pikiran kita. Tetaplah berharap dengan penuh keyakinan.

Berikut adalah proses atau tata cara yang kita lakukan dalam
melakukan A Daily Inner Creating Period. Katakanlah kita sedang
mengalami krisis atau musibah dalam hidup kita, seakan kita tidak
berdaya dan secara dimensi fisik sulit untuk mengatasi atau mengubah keadaan yang kita hadapi itu.

Sebelum kita mulai melakukan tahapan proses pemrograman kembali bawah sadar, kita perlu menentukan terlebih dahulu realitas seperti apa yang kita harapkan secara jelas.

Misal, kita menginginkan pekerjaan yang sesuai dengan potensi dan minat yang kita miliki dengan penghasilan take home pay sedikitnya Rp 20 juta per bulan. Kita harus mengtahui secara persis jenis pekerjaan dan perusahaan tempat bekerja yang kita inginkan.
Saya yakin banyak diantara kita, karena pengalaman atau kepercayaan yang kita yakini di masa lampau, sulit menerima bahwa hal ini akan sungguh-sungguh terjadi. Anda tidak perlu percaya atau menerima proses ini, tetapi jika kita yakin ­ lakukan saja ­ toh tidak ada ruginya kita melakukan ini.

Lakukan proses ini terus sampai apa yang kita harapkan atau gambarkan secara mental dapat terjadi dalam dimensi nyata.
Selanjutnya, cari tempat nyaman untuk melakukan proses ini. Pilih
tempat yang sunyi atau tidak banyak gangguan (interupsi) seperti
dalam kamar, ruang kerja, atau bahkan di kamar kecil. Kita harus
berada dalam keadaan yang sangat rileks.

Jika perlu lakukan exercise ringan untuk melemaskan atau meregangkan otot-otot kita. Saya biasa menggunakan teknik ayunan tangan sebanyak 50 hitungan (dengan memejamkan mata menghitung mulai 50, 49, 48, … dan seterusnya).

Tahapan Subconscious Reprogramming
1. Duduk dengan nyaman dan rileks. Dengan mata terpejam (kalau
perlu diiringi musik yang santai yang membuat kita sangat rileks dan
semua beban pikiran kita terlepas) tarik nafas panjang dan dalam.
Rasakan udara dingin memasuki seluruh tubuh melalui lubang hidung.
Secara perlahan kita memasuki kondisi gelombang otak alpha ­ masuk ke dalam Tempat Kedamaian kita. Nikmati keadaan ini beberapa menit.

2. Kemudian ucapkan dalam hati afirmasi yang sudah anda buat
secara pribadi, positif dengan waktu saat ini: “Saya bekerja di
perusahaan X sebagai Marketing Director dengan take home pay Rp 20 juta setiap bulan.”

3. Kemudian visualisasikan keadaan atau tujuan yang anda
harapkan tersebut dalam layar mental anda. Bayangkan anda sedang
memimpin rapat direktorat pemasaran dan anda sedang berdiri memimpin rapat. Bayangkan anda telah berhasil meraih tujuan tersebut .. Gambarkanlah .. Bayangkanlah bahwa hal itu benar-benar terjadi. Bayangkan bahwa anda telah mencapai tujuan yang anda inginkan, saat ini juga anda telah meraihnya. Gambarkan dengan jelas sehingga anda benar-benar dapat melihat diri anda sendiri dalam pikiran anda.

4. Sambil membayangkannya, tambahkan suasana hati atau perasaan positif yang kita miliki ketika tujuan itu tercapai. Gunakan jangkar emosi anda untuk membangun perasaan atau emosi tersebut. Ambil nafas yang panjang dan dalam, nikmati perasaan itu . nikmati gambaran visual dan perasaan hati yang menyertai suasana tersebut.

5. Setelah itu hitunglah secara perlahan dari 5, 4, 3, 2,1
sambil menarik nafas yang panjang dan dalam untuk setiap hitungan.

Setelah itu bukalah mata.
Jika proses itu terjadi kurang dari 20 menit, ulangi proses tersebut
sebanyak beberapa kali sampai mencapai sekitar 20 menit
Sebaiknya kita jangan berharap dalam 2-3 kali melakukan proses ini, sudah ada tanda-tanda perubahan dalam realitas kita. Seperti halnya benih yang kita tanam memerlukan waktu untuk bertunas dan tumbuh menjadi pohon yang besar dan rindang, demikian pula benih yang kita tanamkan ke dalam pikiran bawah sadar memerlukan proses dan waktu yang cukup untuk tumbuh mewujud menjadi realitas baru yang kita harapkan.

Demikian halnya dengan proses Daily Inner Creating Period harus kita lakukan secara terus menerus dengan penuh keyakinan dan kesabaran sebelum realitas yang kita harapkan mewujud secara fisik.

Semua yang kita inginkan dalam kehidupan ini akan terjadi asalkan
kita bisa memiliki keyakinan dan kegigihan untuk menanamkan harapan atau impian kita ke dalam pikiran bawah sadar kita.

KOLOM `TEMAN’ (TEladan MANdiri)
TALENTA == 1% ILHAM + 99% KERJA KERAS
Raja Penemu ini telah menemukan ribuan inovasi sepanjang hidupnya.
Beberapa saat setelah upacara pemakamannya pada petengahan Oktober 1831, presiden AS ­ Hoover- memerintahkan seluruh warga AS untuk mematikan lampu listrik selama satu menit untuk mengenang jasanya.

Lampu pijar listrik adalah salah satu penemuannya yang sangat
bermanfaat sampai saat ini. Penemuan lain misalnya, mesin perekam suara, aki listrik yang disempurnakan, telepon yang disempurnakan, film dan bioskop. Anda mungkin mengira orang seperti ini pasti lulusan universitas terkemuka bergelar doktor. Ternyata tidak begitu.

Ia bahkan tidak lulus sekolah dasar. Pendidikannya diperoleh secara
otodidak. Thomas Alfa Edison, yang dilahirkan pada bulan Februari 1847, bahkan dikeluarkan dari sekolah dasar karena dianggap idiot. Ia memang terlalu banyak bertanya dan tak puas dengan cara pendidikan konvensional yang menekankan hafalan.

Begitu diasah dengan metode belajar yang sesuai, yaitu langsung ditangani oleh ibunya sendiri, Edison. Rasa ingin tahunya yang besar memang sudah terlihat sejak kecil. Akibat eksperimen yang belum terarah, banyak kecelakaan terjadi pada masa kecilnya termasuk terbakarnya gudang di rumah orang tuannya.

Pada umur 12 tahun, Edison telah mulai bekerja sebagai penjaja koran di atas kereta api agar memiliki cukup uang untuk melakukan eksperimen demi memuaskan rasa ingin tahunya dan bisa mengunjungi perpustakaan di kota-kota besar untuk membaca banyak buku menarik.

Semangat belajar dan kerja eksperimennya begitu besar sehingga ia
berhasil memperoleh satu gerbong kereta api sebagai laboratorium
praktikumnya untuk memanfatkan waktuluang setelah selesai berjualan koran di atas kereta api yang sedang berjalan. Namun laboratorium berjalan ini harus ditutup karena terjadi kebakaran.

Selama 6 tahun sejak berusia 16 tahun, Edison menjadi pengembara dan bekerja berpindah-pindah terutama sebagai teknisi telegram. Sambil bekerja, Edison terus menekuni bakat dan minatnya yang besar sebagai penemu. Kerja kerasnya berbuah rejeki nomplok ketika ia menemukan mesin telegraf perekam serba guna yang mudah digunakan. Uang yang dihasilkan dari penemuan ini memungkinkan Edison membangun laboratorium besar di New Jersey dan mempekerjakan banyak asisten peneliti.

Kerjakeras dan kerjacerdasnya berlanjut terus. Tidak ada kata kegagalan dalam kamus pikirannya. Ia akan terus mencoba sampai menemukan solusinya. Sebelum menemukan lampu pijar, ia dan timnya telah mencoba lebih dari 1000 cara. Ketika ditanya apa gunanya mencoba terus karena telah lebih dari 1000 kali gagal, Edison dengan antusias menjawab: “Saat ini kita sudah tahu lebih dari 1000 cara yang tidak boleh dilakukan untuk membuat lampu pijar!”

Kegigihannya tak terlepas dari kecintaannya pada pekerjaannya. “Pekerjaan ini sangat menyenangkan!” begitu cetus Edison ketika ditanya resepnya hingga bisa terus semangat. Semangatnya juga dipacu oleh kerinduannya untuk membantu memperbaiki kualitas hidup manusia melalui penemuan-penemuan yang bermanfaat. Ia
juga terkenal dengan sikap optimisnya. Ketika laboratoriumnya
terbakar, bukannya menggerutu, ia malah berujar:”Sayang sekali isteri saya tidak menyaksikan api yang begitu besar…”

Ada beberapa pelajaran penting yang bisa diambil dari kisah sukses
Edison. Agar kita bisa terus bersemangat tinggi, kita perlu
mengetahui visi/misi kita dan bekerja di bidang yang sesuai dengan
visi/misi tersebut. Selanjutnya, jangan berhenti belajar. Belajar
bukanlah hanya dari pendidikan formal melainkan dari berbagai sumber.

Dan yang terakhir jangan berhenti di tingkat pemikiran. Jalankan ide
anda tanpa kenal menyerah. Ketika ditanya apakah ia orang jenius
berbakat (gifted / talented person) ? Edison menjawab: “Bakat atau
talenta adalah 1 % ilham (inspiration) dan 99% kerja keras
(perspiration).”

Jadi, impian kita harus diikuti dengan belajar dan kerja keras.